Rabu, 03 Desember 2014

Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Sakit Terminal

BAB I

PENDAHULUAN


A.      LATAR BELAKANG

Sakit dan hospitalisasi menimbulkan krisis pada kehidupan anak. Di Rumah Sakit, anak harus menghadapi lingkungan yang asing, pemberi asuhan yang tidak dikenal, dan gangguan terhadap gaya hidup mereka. Seringkali, mereka harus mengalami prosedur yang menimbulkan nyeri, kehilangan kemandirian, dan berbagai hal yang tidak diketahui. Interpretasi mereka terhadap kejadian, respon mereka terhadap pengalaman, dan signifikan yang mereka tempatkan pada pengalaman ini secara langsung berhubungan dengan tingkat perkembangan. Karenanya untuk memenuhi kebutuhan anak yang dihospitalisasi, sangatlah penting bagi perawat pediatrik untuk memiliki pengetahuan tentang pertumbuhan dan perkembangan normal, termasuk beberapa pemahaman tentang proses kognitif anak dan arti hospitalisasi bagi anak pada kelompok usia berapa pun (Wong, 2003).

Penyakit terminal merupakan penyakit progresif yaitu penyakit yang menuju ke arah kematian. Contohnya seperti penyakit jantung, dan kanker atau penyakit terminal ini dapat dikatakan harapan untuk hidup tipis, tidak ada lagi obat-obatan, tim medis sudah give up (menyerah) dan seperti yang dikatakan diatas tadi penyakit terminal ini mengarah pada kematian (Heelya, 2009).

 

B.       TUJUAN

1.      Mengkaji data yang terkait dengan anak sakit terminal atau menjelang ajal
2.      Menetapkan diagnosis keperawatan berdasarkan data yang dikaji.
3.      Melakukan tindakan keperawatan pada pasien
4.      Melakukan tindakan keperawatan pada keluarga.
5.      Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga

 

 




BAB II

PEMBAHASAN

 

A.      PENYAKIT TERMINAL

1.         PENGERTIAN

Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi  (Stuard & Sundeen, 1995).

Penyakit pada stadium lanjut, penyakit utama tidak dapat diobati, bersifat progresif, pengobatan hanya bersifat paliatif ( mengurangi gejala dan keluhan, memperbaiki kualitas hidup  ( Tim medis RS Kanker Darmais, 1996).

Penyakit terminal yaitu suatu kondisi dimana kehidupan mendekati atau menjelang ajal (Wong, 2003).


2.         KRITERIA PENYAKIT TERMINAL

a.   Penyakit tidak dapat disembuhkan

b.  Mengarah pada kematian

c.   Diagnosa medis sudah jelas

d.  Tidak ada obat untuk menyembuhkan

e.   Prognosis jelek

f.   Bersifat progresif

 

3.  PERBEDAAN ANAK DENGAN DEWASA DALAM MENGARTIKAN   KEMATIAN

a.    Jangan berfikir kognitif dewasa dengan anak tentang arti kematian

b.    Anak tidak memiliki kematangan emosional dalam mempersepsikan tentang arti kematian

c.    Mekanisme koping pada anak belum terbentuk

d.   Anak di ajak berdiskusi mengenai / tentang tuhan,surga, dan benda-benda yang tidak terlihat

 

4.         KEBUTUHAN ANAK YANG TERMINAL

a.    Dalam hal ini anak sangat perlu di ajak unuk berkomunikasi atau berbicara dengan yang lain terutama oleh kedua orang tua karena dengan orang tua mengajak anak berkomunikasi /berbicara anak merasa bahwa ia tidak sendiri dan ia merasa ditemani.

b.    Memberitahu kepada anak bahwa ia tidak sendiri dalam menghadapi penyakit tersebut.

c.    Berdiskusi dengan siblings (saudara kandung) agar saudara kandung mau ikut berpartisipasi dalam perawatan atau untuk merawat

d.   Sosial support meningkatkan koping

 

5.          MENJELASKAN KEMATIAN PADA ANAK

a.    Kebanyakan seorang psikolog percaya bahwa dengan berkata jujur merupakan strategi yang terbaik dalam mendiskusikan kematian dengan anak

b.    Respon anak terhadap pertanyaan mengenai kematian merupakan dasar tingkat kematangan anak dalam mengartikan kematian

c.    Pada anak pra sekolah ,anak mengartikan kematian sebagai : kematian adalah sudah tidak ada nafas, dada dan perut datar, tidak bergerak lagi,dan tidak bisa berjalan seperti layaknya orang yang dapat berjalan seperti orang sebelum mati / meninggal

d.   Kebanyakan anak- anak yang menderita penyakit terminal membutuhkan keberanian, bahwa ia di cintai dan tidak akan merasa di tinggalkan

e.    Tanpa memandang umur, sebagai orang tua seharusnya sensitif dan simpati, mendukunng apa yang anak rasakan

 

6.    MASALAH-MASALAH PADA PENYAKIT TERMINAL

Masalah fisik

·      Nyeri

·      Perubahan kulit

·      Distensi

·      Konstipasi

·      Alopesia

·      Kelemahan otot

 

 Masalah Psikologi

·      Ketergantungan tinggi

·      Kehilangan kontrol

·      Kehilangan produktifitas

·      Hambatan dalam berkomunikasi


Masalah sosial

·      Menarik Diri

·      Isolasi sosial

 

Masalah spiritual

·      Kehilangan harapan

·      Perencanaan saat ajal tiba

 

B.       KEHILANGAN

Kehilangan (loss) adalah suatu situasi aktual maupun potensial yang dapat dialami individu ketika terpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, baik sebagian atau keseluruhan, atau terjadi perubahan dalam hidup sehingga terjadi perasaan kehilangan.

 

1.    BENTUK – BENTUK KEHILANGAN

Ø  Kehilangan  yang nyata (actual loss)

Kehilangan orang atau objek yang tidak lagi dirasakan, dilihat, diraba

Ex. Kehilangan anggota tubuh, anak, peran, hubungan.


Ø  Kehilangan yang dirasakan (Perceived loss)

Kehilangan yang sifatnya unuk menurut orang yang mengalami kedukaan.

Ex. Kehilangan harga diri, percaya diri

 

2.        JENIS KEHILANGAN

·       Kehilangan objek eksternal

·       Kehilangan lingkungan yang dikenal

·       Kehilangan sesuatu atau seseorang yang berarti

·       Kehilangan suatu aspek diri

·       Kehilangan hidup.


3.    DAMPAK KEHILANGAN

a.         Anak – anak

Kehilangan dapat mengancam untuk berkembang à regresi à takut ditinggal dan sepi

b.         Remaja atau dewasa muda

Kehilangan dapat menyebabkan desintegrasi dalam keluarga

c.         Dewasa tua

Kehilangan khususnya kematian pasangan hidup à pukulan berat dan menghilangkan semangat

 

C.      BERDUKA

Berduka (grieving) merupakan reaksi emosional terhadap kehilangan. Berduka diwujudkan dalam berbagai cara yang unik pada masing-masing orang dan didasarkan pengalaman pribadi, ekspektasi budaya, dan keyakinan spiritual yang dianutnya.

Berkabung adalah periode penerimaan terhadap kehilangan dan berduka. Berkabung terjadi dalam masa kehilangan dan sering dipengaruhi oleh kebudayaan atau kebiasaan.

 

1.        JENIS BERDUKA

Ø Berduka normal : Perasaan, perilaku,  dan reaksi yang normal.

Ø Berduka antisipatif : Proses melepaskan diri yang muncul sebelum kehilangan sesungguhnya terjadi.

Ø Berduka yang rumit : Seseorang sulit maju ke tahap berikutnya. Berkabung tidak kunjung berakhir.

Ø Berduka tertutup : Kedukaan  akibat kehilangan yang tidak dapat diakui secara terbuka.

 

2.        RESPON BERDUKA

Tahap respon berduka menurut Kubler - Ross :

·       Denial

·       Anger

·       Bargainning

·       Depression

·       Acceptance  

 

a.    Denial (Penolakan)

§  Reaksi pertama

§  Syok, tidak percaya, mengerti, atau mengingkari kenyataan.

§  Reaksi fisik :

-       Letih                 

-       Lemah               

-       Pucat

-       Mual                  

-       Diare                 

-       Menangis          

-       Gangguan pernafasan               

-       Gelisah

-       Detak jantung cepat

-       Tidak tahu berbuat apa

§  Berlangsung beberapa menit hingga beberapa tahun


b.  Anger (Marah)

§  Individu menolak kehilangan.

§  Kemarahan timbul sering diproyeksikan kepada orang lain atau dirinya sendiri.

§  Perilaku :

-       agresif                               

-       bicara kasar

-       menyerang orang lain

-       menolak pengobatan

-       menuduh dokter atau perawat tidak kompeten

§  Respon fisk :

-       muka merah                  

-       denyut nadi cepat                     

-       gelisah                           

-       susah tidur

-       tangan mengepal                       



c. Bargainning (Tawar – menawar)

Penundaan kesadaran atas kenyataan terjadinya kehilangan. Berupaya melakukan tawar – menawar dengan memohon kemurahan Tuhan.

 

d. Depression ( Depresi)

§  Menunjukan sikap menarik diri

§  Kadang bersikap sangat penurut

§  Tidak mau bicara

§  Menyatakan keputusasaan

§  Rasa tidak berharga

§  Bisa muncul keinginan bunuh diri

 

Gejala fisik :

§  Menolak makan

§  Susah tidur

§  Letih                                              

§  Libido turun

 

e. Acceptance ( Penerimaan)

§  Reorganisasi perasaan kehilangan

§  Pikiran tentang objek yang hilang akan mulai berkurang atau hilang beralih ke objek baru.

§  Menerima kenyataan kehilangan

§  Mulai memandang ke depan.

§  Apabila dapat memulai tahap ini dan menerima dengan perasaan damai à tuntas

§  Apabila kegagalan masuk ketahap penerimaan à mempengaruhi dalam mengatasi perasaan kehilangan selanjutnya


D.      SEKARAT DAN KEMATIAN

§  Sekarat (dying) merupakan kondisi pasien yang sedang menghadapi kematian, yang memiliki berbagai hal dan harapan tertentu untuk meninggal,

§  Kematian ( death) merupakan kondisi terhentinya pernafasan, nadi, dan tekanan darah, serta hilangnya respon terhadap stimulus eksternal, ditandai denagn terhentinya aktifitas listrik otak, atau dapat juga dikatakan terhentinya fungsi jantung dan paru secara menetap atau terhentinya kerja otak secara menetap.


§  Perubahan tubuh setelah kematian

Algor mortis (dingin)

Suhu tubuh perlahan – lahan turun

Rigor mortis ( kaku mayat)

Terjadi sekitar 2 – 4 jam setelah kematian.

Livor mortis (lebam mayat)

Sel darah mengalami hemolisis dan darah turun kebawah

Pembekuan darah

Putrefaction (Pembusukan) dan autolisis

 

E.       RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Asuhan keperawatan yang diperlukan dan digunakan pada anak yang mengalami penyakit terminal adalah ”PALLIATIVE CARE” tujuan perawatan paliatif ini adalah guna untuk meningkatkan kualitas hidup anak dengan kematian minimal mendekati normal, diupanyakan dengan perawatan yang baik hingga pada akhirnya menuju pada kematian


*        PALLIATIFE CARE

1.    Menambah kualitas hidup (anak) pada kondisi terminal

2.    Perawatan paliatif berfokus pada gejala rasa sakit (nyeri, dypsnea) dan kondisi (kesendirian) dimana pada kasus ini mengurangi kepuasan atau kesenangan hidup anak

3.    Mengontrol rasa nyeri dan gejala yang lain,masalah psikologi,social atau spiritualnya dari anak dalam kondisi terminal


*        PRINSIP DARI PERAWATAN PALLIATIVE CARE

1.    Menghormati atau menghargai martabat dan harga diri dari pasient dan keluarga pasien

2.    Dukungan untuk caregiver

3.    Palliateve care merupakan accses yang competent dan compassionet

4.    Mengembangkan professional dan social support untuk pediatric palliative care

5.    Melanjutkan serta mengembangkan pediatrik palliative care melalui penelitian dan pendidikan


*        A PALLIATIVE CARE PLANE ( RENCANA ASUHAN PERAWATAN PALLIATIVE)

1.    Melibatkan seorang partnership antara anak, keluarga, orang tua, pegawai, guru, staff sekolah dan petugas keseatan yang professional

2.    Suport phisik, emosinal, pycososial, dan spiritual khususnya

3.    Melibatkan anak pada self care

4.    Anak memerlukan atau membutuhkan gambaran dan kondisi (kondisi penyakit terminalnya) secara bertahap, tepat dan sesuai

5.    Menyediakan diagnostic atau kebutuhan intervensi terapeutik guna memperhatikan/memikirkan konteks tujuan dan pengaharapan dari anak dan keluarga.


1.         PENGKAJIAN
·      Lakukan pengkajian fisik
·      Dapatkan riwayat kesehatan tentang penyakit terminal dan terapinya
·      Kaji konsep anak tentang diri sendiri, proses yang terjadi pada 5 tahap berikut, dimana anak memerlukan informasi tentang situasinya sendiri :
Tahap 1 : Penyakit adalah sakit serius
Tahap 2 : Penemuan hubungan antara pengobatan dan pemulihan
Tahap 3 :Ditandai dengan pemahaman tentang tujuan dan implikasi prosedur khusus
Tahap 4 : Penyakit dipandang sebagai kondisi permanen
Tahap 5 : Kesadaran bahwa hanya terdapat pengobatan dalam jumlah terbatas.
·      Kaji pemahaman dan reaksi anak terhadap kematian
·      Observasi tanda-tanda fisik yang mendekati kematian
·      Kaji respon keluarga terhadap ancaman kematian
·      Observasi adanya manifestasi reaksi berduka yang normal pada anggota keluarga
·      Kaji sistem pendukung, mekanisme koping, dan ketersediaan sumber
·      Kaji kemampuan diri untuk memberikan perawatan efektif pada anak yang menjelang ajal.

2.         DIAGNOSA KEPERAWATAN
a.    Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan penyakit terminal dan atau ancaman kematian
b.    Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan nafsu makan, tidak tertarik pada makanan
c.    Takut / cemas berhubungan dengan diagnosa, pengujian, terapi, dan prognosis
d.   Berduka antisipasi berhubungan dengan potensial kehilangan anak
e.    Berduka antisipasi berhubungan dengan ancaman kematian anak

3.         INTERVENSI KEPERAWATAN
a.    Dx : Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan penyakit terminal dan atau ancaman kematian
Sasaran Pasien 1 : Pasien mendapatkan dukungan yang adekuat selama fase terminal
Intervensi Keperawatan / Rasional :
·      Dorong keluarga untuk tetap berada di dekat anak sebanyak mungkin untuk memberikan dukungan melalui keberadaan mereka
·      Dorong anak untuk bicara tentang perasaan; bantu keluarga saat mereka mendorong anak untuk mengekspresikan perasaan.
·      Beri jalan keluar yang aman dan dapat diterima untuk agresi
·      Jawab pertanyaan sejujur mungkin sambil tetap mempertahankan pendekatan positif dan penuh harap
·      Jelaskan semua prosedur dan terapi
·      Bantu anak membedakan antara konsekuensi terapi dan manifestasi dari proses penyakit
·      Atur lingkungan rumah sakit untuk memungkinkan kontrol diri yang maksimum dan kemandirian dalam keterbatasan yang diakibatkan oleh kondisi fisik dan tingkat perkembangan anak
·      Hargai kebutuhan anak akan privasi tanpa mengabaikan anak
·      Beri system pendukung yang biasa

Hasil yang diharapkan :
·      Anak mengekspresikan perasaan dengan bebas.              
·      Anak menunjukkan pemahaman tentang gejala.
Sasaran Pasien 2 : Bukti- bukti ketidaknyamanan fisik pada pasien sudah minimal atau tidak ada.
Intervensi Keperawatan / Rasional :
·      Hargai bahwa control nyeri adalah komponen penting dari perawatan fisik dan emosional selama tahap terminal.
·      Beri penghilang nyeri sesuai kebutuhan
·      Dorong keluarga memberikan kenyamanan yang disukai anak
·      Hindari kebisingan dan sinar yang berlebihan
·      Hindari tekanan pada area yang nyeri
·      Guanakan bantal atau penopang lainnya untuk menempatkan anak pada posisi yang nyaman
·      Bantu anak ke toilet bila diinginkan

Hasil yang diharapkan :
Anak menunjukkan ketidaknyamanan fisik yang minimal atau tidak ada.

Sasaran Pasien 3: Pasien mendapatkan dukungan emosi yang adekuat pada waktu menjelang ajal.
Intervensi Keperawatan / Rasional :
·      Beri kedekatan fisik anak dengan anggota keluarga.
·      Bicara dengan anak meskipun anak mungkin tidak tampak terjaga
·      Bicara dengan anak dengan suara yang jelas dan terang
·      Anjurkan pertanyaan dengan jawaban “ya” atau “tidak”
·      Mainkan musik kesenangan
Hasil yang diharapkan :
Anak tampak tenang dan rileks
b.    Dx : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan nafsu makan, tidak tertarik pada makanan.

Sasaran Pasien : Pasien mendapatkan nutrisi yang optimal
Intervensi Keperawatan / Rasional :
·      Beri makanan dan minuman yang diinginkan anak
·      Beri makanan dan kudapan sedikit tapi sering
·      Hindari dorongan yang berlebihan untuk makan atau minum
·      Hindari makanan yang bau menyengat
·      Makan dengan perlahan
·      Beri perawatan mulut sebelum dan sesudah makan
Hasil yang diharapkan :
Anak mengkonsumsi beberapa nutrisi

c.    Dx : Takut / cemas berhubungan dengan diagnosa, pengujian, terapi, dan prognosis

Sasaran Pasien : Pasien mengalami penurunan kecemasan
Intervensi Keperawatan / Rasional :
·      Jelaskan prosedur dan aspek-aspek lain dari perawatan pada anak untuk mengurangi kecemasan dan ketakutan
·      Tetap tinggal bersama anak atau berikan berikan kehadiran yang konstan
·      Tekankan pentingnya kejujuran
·      Jawab pertanyaan anak seterbuka dan sejujur mungkin
·      Tetap tidak menghakimi mengenai perilaku anak

Hasil yang diharapkan :
Anak mendiskusikan rasa takutnya tanpa tanda-tanda stress

d.   Dx : Berduka antisipasi berhubungan dengan potensial kehilangan anak

Sasaran Pasien (Keluarga) 1 : Pasien (keluarga) mendapat dukungan adekuat
Intervensi Keperawatan / Rasional :
·      Diskusikan proses berduka dengan keluarga
·      Beri kesempatan dengan keluarga untuk mengekspresikan emosi
·      Bantu orangtua menghadapi perasaan mereka
·      Dorong orangtua untuk tetap berada sedekat mungkin dengan anak
·      Beri tindakan kenyamanan untuk anak dan keluarga
·      Beri sebanyak mungkin privasi
·      Beri persiapan untuk pelayanan pasca-kematian
Hasil yang diharapkan :
·      Keluarga mengekspresikan rasa takut, kekhawatiran, dan keinginan khusus untuk anak dengan sakit terminal
·      Anggota keluarga menyediakan pelayanan sendiri sesuai kebutuhan
·      Keluarga menunjukkan pemahaman tentang kebutuhan anak dan kebutuhannya.
Sasaran Pasien 2 : Pasien tidak menunjukkan bukti kesepian
Intervensi Keperawatan / Rasional :
·       Beri ketenangan pada anak
·       Yakinkan anak tentang cinta dari orang lain
·       Lanjutkan untuk menyusun beberapa batasan untuk anak untuk memberikan rasa aman
·       Luangkan waktu bersama anak bila tidak terlibat langsung dalam perawatan
·       Libatkan anak dalam aktivitas rutin sesuai toleransi
·       Bicara dengan anak supaya anak tidak terlihat bingung
·       Bicara pada anak dengan jelas, terang, tidak berbisik
·       Mainkan music favorit dan bacakan cerita untuk anak
·       Ajukan anak pertanyaan  dengan jawaban “ya” atau “tidak”
Hasil yang diharapkan :
Anak tidak menunjukkan bukti kesepian

e.    Dx : Berduka antisipasi berhubungan dengan ancaman kematian anak

Sasaran Pasien (keluarga) 1 : Pasien (keluarga) mendapat dukungan yang adekuat

Intervensi Keperawatan / Rasional :
·       Selalu ada untuk keluarga
·       Informasikan kepada keluarga tentang apa yang akan terjadi di saat kematian
·       Tunjukkan sikap perhatian pada anak dan keluarga
·       Dorong sedikitnya satu anggota keluarga untuk tetap tinggal dengan anak
·       Beri obat atau agens lain sesuai ketentuan untuk menurunkan manifestasi yang tidak menyenangkan
·       Beri privasi
·       Beri kenyamanan fisik pada keluarga
·       Dorong keluarga untuk bicara pada anak
·       Pertahankan sikap tidak menghakimi terhadap perilaku anggota keluarga
Hasil yang diharapkan :
·      Anggota keluarga mendiskusikan perasaan mereka
·      Anggota keluarga secara aktif terlibat dalam perawatan
Sasaran Pasien (keluarga) 2 : Pasien (keluarga) mendapat dukungan yang adekuat untuk perawatan di rumah
Intervensi Keperawatan / Rasional :
·       Ajarkan keluarga tentang perawatan fisik untuk anak
·       Beri keluarga cara atau alat untuk menghubungi professional kesehatan
·       Pertahankan kontak harian dengan keluarga
·       Rujuk pada lembaga komunitas yang sesuai
·      Yakinkan keluarga bahwa mereka dapat memasukkan anak kembali ke rumah sakit kapan saja
·      Bantu merencanakan bersama keluarga apa yang dilakukan bila meninggal dan apa yang akan terjadi
Hasil yang diharapkan :
·       Keluarga menunjukkan kemampuan untuk memberi perawatan pada anak
·       Keluarga berhubungan dengan kelompok pendukung yang tepat.
















BAB III
KESIMPULAN

*        Penyakit terminal adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi.  (Stuard & Sundeen, 1995).

*        Kriteria penyakit terminal adalah:

1.    Penyakit tidak dapat disembuhkan

2.    Mengarah pada kematian

3.    Diagnosa medis sudah jelas

4.    Tidak ada obat untuk menyembuhkan

5.    Prognosis jelek

6.    Bersifat progresif

*        Kehilangan (loss) adalah suatu situasi aktual maupun potensial yang dapat dialami individu ketika terpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, baik sebagian atau keseluruhan, atau terjadi perubahan dalam hidup sehingga terjadi perasaan kehilangan.

*        Berduka (grieving) merupakan reaksi emosional terhadap kehilangan. Berduka diwujudkan dalam berbagai cara yang unik pada masing-masing orang dan didasarkan pengalaman pribadi, ekspektasi budaya, dan keyakinan spiritual yang dianutnya.

*        Tahap respon berduka menurut Kubler - Ross :

·       Denial

·       Anger

·       Bargainning

·       Depression

·       Acceptance  

*        Sekarat (dying) merupakan kondisi pasien yang sedang menghadapi kematian, yang memiliki berbagai hal dan harapan tertentu untuk meninggal,

*        Kematian ( death) merupakan kondisi terhentinya pernafasan, nadi, dan tekanan darah, hilangnya respon terhadap stimulus eksternal, ditandai dengan terhentinya aktifitas listrik otak, fungsi jantung dan paru secara menetap atau terhentinya kerja otak secara menetap.

*        Asuhan keperawatan yang diperlukan dan digunakan pada anak yang mengalami penyakit terminal adalah ”PALLIATIVE CARE”.

DAFTAR PUSTAKA

1.    Friedman, Marylin.M. 1995. Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik. Jakarta:
EGC.
2.    Heelya. 2009. Asuhan Keperawatan Anak dengan Sakit Terminal. http://heelya102.wordpress.com. Diakses tanggal 30 Maret 2011 pkl 11.00 WIB.
3.    Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.
4.    Nursedarsana. 2010. Askep Anak Sakit Terminal. http://nursedarsana.blogspot.com. Diakses tanggal 28 Maret 2011 pkl 21.15 WIB
5.    Roy Meadow, Simon Newel. 2003. Lecture Notes Pediatrika. Jakarta: EGC.
6.    Stuart GW, Sundeen SJ. 1995.  Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
7.    Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik . Edisi 4. Jakarta:
EGC.



 

 











Tidak ada komentar:

Posting Komentar