BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Sakit dan hospitalisasi menimbulkan krisis pada
kehidupan anak. Di Rumah Sakit, anak harus menghadapi lingkungan yang asing,
pemberi asuhan yang tidak dikenal, dan gangguan terhadap gaya hidup mereka.
Seringkali, mereka harus mengalami prosedur yang menimbulkan nyeri, kehilangan
kemandirian, dan berbagai hal yang tidak diketahui. Interpretasi mereka
terhadap kejadian, respon mereka terhadap pengalaman, dan signifikan yang
mereka tempatkan pada pengalaman ini secara langsung berhubungan dengan tingkat
perkembangan. Karenanya untuk memenuhi kebutuhan anak yang dihospitalisasi,
sangatlah penting bagi perawat pediatrik untuk memiliki pengetahuan tentang
pertumbuhan dan perkembangan normal, termasuk beberapa pemahaman tentang proses
kognitif anak dan arti hospitalisasi bagi anak pada kelompok usia berapa pun
(Wong, 2003).
Penyakit terminal merupakan penyakit
progresif yaitu penyakit yang menuju ke arah kematian. Contohnya seperti
penyakit jantung, dan kanker atau penyakit terminal ini dapat dikatakan harapan
untuk hidup tipis, tidak ada lagi obat-obatan, tim medis sudah give up
(menyerah) dan seperti yang dikatakan diatas tadi penyakit terminal ini
mengarah pada kematian (Heelya, 2009).
B.
TUJUAN
1. Mengkaji
data yang terkait dengan anak sakit terminal atau menjelang ajal
2. Menetapkan
diagnosis keperawatan berdasarkan data yang dikaji.
3. Melakukan
tindakan keperawatan pada pasien
4. Melakukan
tindakan keperawatan pada keluarga.
5. Mengevaluasi
kemampuan pasien dan keluarga
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENYAKIT
TERMINAL
1.
PENGERTIAN
Penyakit yang tidak dapat disembuhkan
dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang
bervariasi (Stuard & Sundeen, 1995).
Penyakit pada stadium lanjut, penyakit
utama tidak dapat diobati, bersifat progresif, pengobatan hanya bersifat
paliatif ( mengurangi gejala dan keluhan, memperbaiki kualitas hidup ( Tim medis RS Kanker Darmais, 1996).
Penyakit terminal yaitu suatu kondisi
dimana kehidupan mendekati atau menjelang ajal (Wong, 2003).
2.
KRITERIA
PENYAKIT TERMINAL
a. Penyakit
tidak dapat disembuhkan
b. Mengarah
pada kematian
c. Diagnosa
medis sudah jelas
d. Tidak
ada obat untuk menyembuhkan
e. Prognosis
jelek
f. Bersifat
progresif
3.
PERBEDAAN ANAK DENGAN DEWASA DALAM
MENGARTIKAN KEMATIAN
a.
Jangan berfikir
kognitif dewasa dengan anak tentang arti kematian
b. Anak tidak memiliki kematangan emosional dalam mempersepsikan
tentang arti kematian
c. Mekanisme koping pada anak belum terbentuk
d. Anak di ajak berdiskusi mengenai / tentang
tuhan,surga, dan benda-benda yang tidak terlihat
4.
KEBUTUHAN
ANAK YANG TERMINAL
a.
Dalam
hal ini anak sangat perlu di ajak unuk berkomunikasi atau berbicara dengan yang
lain terutama oleh kedua orang tua karena dengan orang tua mengajak anak
berkomunikasi /berbicara anak merasa bahwa ia tidak sendiri dan ia merasa
ditemani.
b.
Memberitahu kepada anak
bahwa ia tidak sendiri dalam menghadapi penyakit tersebut.
c.
Berdiskusi dengan
siblings (saudara kandung) agar saudara kandung mau ikut berpartisipasi dalam
perawatan atau untuk merawat
d.
Sosial
support meningkatkan koping
5.
MENJELASKAN KEMATIAN PADA ANAK
a.
Kebanyakan
seorang psikolog percaya bahwa dengan berkata jujur merupakan strategi yang
terbaik dalam mendiskusikan kematian dengan anak
b.
Respon anak terhadap
pertanyaan mengenai kematian merupakan dasar tingkat kematangan anak dalam
mengartikan kematian
c.
Pada anak pra sekolah
,anak mengartikan kematian sebagai : kematian adalah sudah tidak ada nafas,
dada dan perut datar, tidak bergerak lagi,dan tidak bisa berjalan seperti
layaknya orang yang dapat berjalan seperti orang sebelum mati / meninggal
d.
Kebanyakan anak- anak
yang menderita penyakit terminal membutuhkan keberanian, bahwa ia di cintai dan
tidak akan merasa di tinggalkan
e.
Tanpa memandang umur,
sebagai orang tua seharusnya sensitif dan simpati, mendukunng apa yang anak
rasakan
6. MASALAH-MASALAH PADA PENYAKIT TERMINAL
Masalah
fisik
·
Nyeri
·
Perubahan kulit
·
Distensi
·
Konstipasi
·
Alopesia
·
Kelemahan otot
Masalah
Psikologi
·
Ketergantungan tinggi
·
Kehilangan kontrol
·
Kehilangan
produktifitas
·
Hambatan dalam
berkomunikasi
Masalah
sosial
·
Menarik Diri
·
Isolasi sosial
Masalah
spiritual
·
Kehilangan harapan
·
Perencanaan saat ajal
tiba
B.
KEHILANGAN
Kehilangan (loss) adalah suatu situasi aktual maupun
potensial yang dapat dialami individu ketika terpisah dengan sesuatu yang
sebelumnya ada, baik sebagian atau keseluruhan, atau terjadi perubahan dalam
hidup sehingga terjadi perasaan kehilangan.
1. BENTUK – BENTUK KEHILANGAN
Ø Kehilangan yang nyata (actual loss)
Kehilangan orang atau objek yang tidak
lagi dirasakan, dilihat, diraba
Ex. Kehilangan anggota tubuh, anak,
peran, hubungan.
Ø Kehilangan yang
dirasakan (Perceived loss)
Kehilangan yang sifatnya unuk menurut
orang yang mengalami kedukaan.
Ex. Kehilangan harga diri, percaya diri
2.
JENIS
KEHILANGAN
·
Kehilangan objek
eksternal
·
Kehilangan lingkungan
yang dikenal
·
Kehilangan sesuatu atau
seseorang yang berarti
·
Kehilangan suatu aspek
diri
·
Kehilangan hidup.
3.
DAMPAK KEHILANGAN
a.
Anak – anak
Kehilangan dapat mengancam untuk berkembang à
regresi à
takut ditinggal dan sepi
b.
Remaja atau dewasa muda
Kehilangan dapat menyebabkan desintegrasi dalam
keluarga
c.
Dewasa tua
Kehilangan khususnya kematian pasangan hidup à
pukulan berat dan menghilangkan semangat
C.
BERDUKA
Berduka (grieving) merupakan reaksi emosional
terhadap kehilangan. Berduka diwujudkan dalam berbagai cara yang unik pada
masing-masing orang dan didasarkan pengalaman pribadi, ekspektasi budaya, dan
keyakinan spiritual yang dianutnya.
Berkabung adalah periode penerimaan terhadap
kehilangan dan berduka. Berkabung terjadi dalam masa kehilangan dan sering
dipengaruhi oleh kebudayaan atau kebiasaan.
1.
JENIS BERDUKA
Ø Berduka normal : Perasaan, perilaku, dan reaksi yang normal.
Ø Berduka antisipatif : Proses melepaskan diri yang muncul
sebelum kehilangan sesungguhnya terjadi.
Ø Berduka yang rumit : Seseorang sulit maju ke tahap
berikutnya. Berkabung tidak kunjung berakhir.
Ø Berduka tertutup : Kedukaan akibat kehilangan yang tidak dapat diakui
secara terbuka.
2.
RESPON BERDUKA
Tahap respon berduka menurut Kubler - Ross :
·
Denial
·
Anger
·
Bargainning
·
Depression
·
Acceptance
a.
Denial (Penolakan)
§ Reaksi
pertama
§ Syok,
tidak percaya, mengerti, atau mengingkari kenyataan.
§ Reaksi
fisik :
-
Letih
-
Lemah
-
Pucat
-
Mual
-
Diare
-
Menangis
-
Gangguan pernafasan
-
Gelisah
-
Detak jantung cepat
-
Tidak tahu berbuat apa
§ Berlangsung
beberapa menit hingga beberapa tahun
b. Anger (Marah)
§ Individu
menolak kehilangan.
§ Kemarahan
timbul sering diproyeksikan kepada orang lain atau dirinya sendiri.
§ Perilaku
:
-
agresif
-
bicara kasar
-
menyerang orang lain
-
menolak pengobatan
-
menuduh dokter atau
perawat tidak kompeten
§ Respon
fisk :
-
muka merah
-
denyut nadi cepat
-
gelisah
-
susah tidur
-
tangan mengepal
c. Bargainning
(Tawar – menawar)
Penundaan kesadaran
atas kenyataan terjadinya kehilangan. Berupaya melakukan tawar – menawar dengan
memohon kemurahan Tuhan.
d. Depression
( Depresi)
§ Menunjukan
sikap menarik diri
§ Kadang
bersikap sangat penurut
§ Tidak
mau bicara
§ Menyatakan
keputusasaan
§ Rasa
tidak berharga
§ Bisa
muncul keinginan bunuh diri
Gejala
fisik :
§ Menolak
makan
§ Susah
tidur
§ Letih
§ Libido
turun
e. Acceptance
( Penerimaan)
§ Reorganisasi
perasaan kehilangan
§ Pikiran
tentang objek yang hilang akan mulai berkurang atau hilang beralih ke objek
baru.
§ Menerima
kenyataan kehilangan
§ Mulai
memandang ke depan.
§ Apabila
dapat memulai tahap ini dan menerima dengan perasaan damai à
tuntas
§ Apabila
kegagalan masuk ketahap penerimaan à
mempengaruhi dalam mengatasi perasaan kehilangan selanjutnya
D.
SEKARAT
DAN KEMATIAN
§ Sekarat
(dying) merupakan kondisi pasien yang sedang menghadapi kematian, yang
memiliki berbagai hal dan harapan tertentu untuk meninggal,
§ Kematian
( death) merupakan kondisi terhentinya pernafasan, nadi, dan tekanan
darah, serta hilangnya respon terhadap stimulus eksternal, ditandai denagn
terhentinya aktifitas listrik otak, atau dapat juga dikatakan terhentinya
fungsi jantung dan paru secara menetap atau terhentinya kerja otak secara
menetap.
§ Perubahan
tubuh setelah kematian
Algor mortis (dingin)
Suhu tubuh
perlahan – lahan turun
Rigor mortis ( kaku mayat)
Terjadi sekitar
2 – 4 jam setelah kematian.
Livor mortis (lebam mayat)
Sel darah mengalami
hemolisis dan darah turun kebawah
Pembekuan darah
Putrefaction (Pembusukan) dan autolisis
E.
RENCANA
ASUHAN KEPERAWATAN
Asuhan keperawatan yang diperlukan dan digunakan
pada anak yang mengalami penyakit terminal adalah ”PALLIATIVE CARE” tujuan
perawatan paliatif ini adalah guna untuk meningkatkan kualitas hidup anak
dengan kematian minimal mendekati normal, diupanyakan dengan perawatan yang
baik hingga pada akhirnya menuju pada kematian
PALLIATIFE
CARE
1.
Menambah kualitas hidup
(anak) pada kondisi terminal
2.
Perawatan paliatif
berfokus pada gejala rasa sakit (nyeri, dypsnea) dan kondisi (kesendirian)
dimana pada kasus ini mengurangi kepuasan atau kesenangan hidup anak
3.
Mengontrol rasa nyeri
dan gejala yang lain,masalah psikologi,social atau spiritualnya dari anak dalam
kondisi terminal
PRINSIP
DARI PERAWATAN PALLIATIVE CARE
1.
Menghormati atau
menghargai martabat dan harga diri dari pasient dan keluarga pasien
2.
Dukungan untuk
caregiver
3.
Palliateve care
merupakan accses yang competent dan compassionet
4.
Mengembangkan professional
dan social support untuk pediatric palliative care
5. Melanjutkan serta mengembangkan pediatrik palliative care
melalui penelitian dan pendidikan
A PALLIATIVE CARE PLANE ( RENCANA ASUHAN PERAWATAN
PALLIATIVE)
1.
Melibatkan seorang
partnership antara anak, keluarga, orang tua, pegawai, guru, staff sekolah dan
petugas keseatan yang professional
2.
Suport phisik,
emosinal, pycososial, dan spiritual khususnya
3.
Melibatkan anak
pada self care
4.
Anak memerlukan
atau membutuhkan gambaran dan kondisi (kondisi penyakit terminalnya) secara
bertahap, tepat dan sesuai
5.
Menyediakan
diagnostic atau kebutuhan intervensi terapeutik guna memperhatikan/memikirkan
konteks tujuan dan pengaharapan dari anak dan keluarga.
1.
PENGKAJIAN
· Lakukan pengkajian fisik
· Dapatkan riwayat kesehatan
tentang penyakit terminal dan terapinya
· Kaji konsep anak tentang
diri sendiri, proses yang terjadi pada 5 tahap berikut, dimana anak memerlukan
informasi tentang situasinya sendiri :
Tahap 1 : Penyakit adalah sakit
serius
Tahap 2 : Penemuan hubungan antara
pengobatan dan pemulihan
Tahap 3 :Ditandai dengan pemahaman
tentang tujuan dan implikasi prosedur khusus
Tahap 4 : Penyakit dipandang
sebagai kondisi permanen
Tahap 5 : Kesadaran bahwa hanya
terdapat pengobatan dalam jumlah terbatas.
· Kaji pemahaman dan reaksi
anak terhadap kematian
· Observasi tanda-tanda fisik
yang mendekati kematian
· Kaji respon keluarga
terhadap ancaman kematian
· Observasi adanya
manifestasi reaksi berduka yang normal pada anggota keluarga
· Kaji sistem pendukung, mekanisme
koping, dan ketersediaan sumber
· Kaji
kemampuan diri untuk memberikan perawatan efektif pada anak yang menjelang
ajal.
2.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
a.
Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan
dengan penyakit terminal dan atau ancaman kematian
b.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan kehilangan nafsu makan, tidak tertarik pada makanan
c.
Takut / cemas berhubungan dengan diagnosa,
pengujian, terapi, dan prognosis
d.
Berduka antisipasi berhubungan dengan potensial
kehilangan anak
e.
Berduka antisipasi berhubungan dengan ancaman
kematian anak
3.
INTERVENSI KEPERAWATAN
a.
Dx : Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
berhubungan dengan penyakit terminal dan atau ancaman kematian
Sasaran Pasien 1 : Pasien mendapatkan dukungan
yang adekuat selama fase terminal
Intervensi Keperawatan /
Rasional :
·
Dorong keluarga untuk tetap berada di dekat anak
sebanyak mungkin untuk memberikan dukungan melalui keberadaan mereka
·
Dorong anak untuk bicara tentang perasaan; bantu
keluarga saat mereka mendorong anak untuk mengekspresikan perasaan.
·
Beri jalan keluar yang aman dan dapat diterima
untuk agresi
·
Jawab pertanyaan sejujur mungkin sambil tetap
mempertahankan pendekatan positif dan penuh harap
·
Jelaskan semua prosedur dan terapi
·
Bantu anak membedakan antara konsekuensi terapi dan
manifestasi dari proses penyakit
·
Atur lingkungan rumah sakit untuk memungkinkan
kontrol diri yang maksimum dan kemandirian dalam keterbatasan yang diakibatkan
oleh kondisi fisik dan tingkat perkembangan anak
·
Hargai kebutuhan anak akan privasi tanpa
mengabaikan anak
·
Beri system pendukung yang biasa
Hasil yang diharapkan :
·
Anak mengekspresikan perasaan dengan bebas.
· Anak menunjukkan pemahaman
tentang gejala.
Sasaran Pasien 2 : Bukti- bukti ketidaknyamanan
fisik pada pasien sudah minimal atau tidak ada.
Intervensi Keperawatan /
Rasional :
· Hargai bahwa control nyeri
adalah komponen penting dari perawatan fisik dan emosional selama tahap
terminal.
· Beri penghilang nyeri
sesuai kebutuhan
· Dorong keluarga memberikan
kenyamanan yang disukai anak
· Hindari kebisingan dan
sinar yang berlebihan
· Hindari tekanan pada area
yang nyeri
· Guanakan bantal atau
penopang lainnya untuk menempatkan anak pada posisi yang nyaman
· Bantu anak ke toilet bila
diinginkan
Hasil yang diharapkan :
Anak menunjukkan ketidaknyamanan fisik yang minimal atau tidak ada.
Sasaran Pasien 3: Pasien mendapatkan
dukungan emosi yang adekuat pada waktu menjelang ajal.
Intervensi Keperawatan /
Rasional :
· Beri kedekatan fisik anak
dengan anggota keluarga.
· Bicara dengan anak meskipun
anak mungkin tidak tampak terjaga
· Bicara dengan anak dengan
suara yang jelas dan terang
· Anjurkan pertanyaan dengan
jawaban “ya” atau “tidak”
· Mainkan musik kesenangan
Hasil yang diharapkan :
Anak tampak tenang dan rileks
b.
Dx : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan kehilangan nafsu makan, tidak tertarik pada makanan.
Sasaran Pasien : Pasien mendapatkan
nutrisi yang optimal
Intervensi Keperawatan /
Rasional :
· Beri makanan dan minuman
yang diinginkan anak
· Beri makanan dan kudapan
sedikit tapi sering
· Hindari dorongan yang
berlebihan untuk makan atau minum
· Hindari makanan yang bau
menyengat
· Makan dengan perlahan
· Beri perawatan mulut
sebelum dan sesudah makan
Hasil yang diharapkan :
Anak mengkonsumsi beberapa nutrisi
c.
Dx : Takut / cemas berhubungan dengan diagnosa,
pengujian, terapi, dan prognosis
Sasaran Pasien : Pasien mengalami
penurunan kecemasan
Intervensi Keperawatan /
Rasional :
· Jelaskan prosedur dan
aspek-aspek lain dari perawatan pada anak untuk mengurangi kecemasan dan
ketakutan
· Tetap tinggal bersama anak
atau berikan berikan kehadiran yang konstan
· Tekankan pentingnya
kejujuran
· Jawab pertanyaan anak
seterbuka dan sejujur mungkin
· Tetap tidak menghakimi
mengenai perilaku anak
Hasil yang diharapkan :
Anak mendiskusikan rasa takutnya tanpa tanda-tanda stress
d.
Dx : Berduka antisipasi berhubungan dengan
potensial kehilangan anak
Sasaran Pasien (Keluarga) 1 : Pasien (keluarga)
mendapat dukungan adekuat
Intervensi Keperawatan / Rasional
:
· Diskusikan proses berduka
dengan keluarga
· Beri kesempatan dengan
keluarga untuk mengekspresikan emosi
· Bantu orangtua menghadapi
perasaan mereka
· Dorong orangtua untuk tetap
berada sedekat mungkin dengan anak
· Beri tindakan kenyamanan untuk
anak dan keluarga
· Beri sebanyak mungkin
privasi
· Beri persiapan untuk
pelayanan pasca-kematian
Hasil yang diharapkan :
· Keluarga mengekspresikan
rasa takut, kekhawatiran, dan keinginan khusus untuk anak dengan sakit terminal
· Anggota keluarga
menyediakan pelayanan sendiri sesuai kebutuhan
· Keluarga menunjukkan
pemahaman tentang kebutuhan anak dan kebutuhannya.
Sasaran Pasien 2 : Pasien tidak menunjukkan
bukti kesepian
Intervensi Keperawatan /
Rasional :
· Beri ketenangan pada anak
· Yakinkan anak tentang cinta
dari orang lain
· Lanjutkan untuk menyusun
beberapa batasan untuk anak untuk memberikan rasa aman
· Luangkan waktu bersama anak
bila tidak terlibat langsung dalam perawatan
· Libatkan anak dalam
aktivitas rutin sesuai toleransi
· Bicara dengan anak supaya
anak tidak terlihat bingung
· Bicara pada anak dengan
jelas, terang, tidak berbisik
· Mainkan music favorit dan
bacakan cerita untuk anak
· Ajukan anak pertanyaan dengan jawaban “ya” atau “tidak”
Hasil yang diharapkan :
Anak tidak menunjukkan bukti kesepian
e.
Dx : Berduka antisipasi berhubungan dengan ancaman
kematian anak
Sasaran Pasien (keluarga) 1 : Pasien (keluarga)
mendapat dukungan yang adekuat
Intervensi Keperawatan /
Rasional :
· Selalu ada untuk keluarga
· Informasikan kepada
keluarga tentang apa yang akan terjadi di saat kematian
· Tunjukkan sikap perhatian
pada anak dan keluarga
· Dorong sedikitnya satu
anggota keluarga untuk tetap tinggal dengan anak
· Beri obat atau agens lain
sesuai ketentuan untuk menurunkan manifestasi yang tidak menyenangkan
· Beri privasi
· Beri kenyamanan fisik pada
keluarga
· Dorong keluarga untuk
bicara pada anak
· Pertahankan sikap tidak
menghakimi terhadap perilaku anggota keluarga
Hasil yang diharapkan :
· Anggota keluarga
mendiskusikan perasaan mereka
· Anggota keluarga secara
aktif terlibat dalam perawatan
Sasaran Pasien (keluarga) 2 : Pasien (keluarga)
mendapat dukungan yang adekuat untuk perawatan di rumah
Intervensi Keperawatan / Rasional :
· Ajarkan keluarga tentang
perawatan fisik untuk anak
· Beri keluarga cara atau
alat untuk menghubungi professional kesehatan
· Pertahankan kontak harian
dengan keluarga
· Rujuk pada lembaga
komunitas yang sesuai
· Yakinkan keluarga bahwa
mereka dapat memasukkan anak kembali ke rumah sakit kapan saja
· Bantu merencanakan bersama
keluarga apa yang dilakukan bila meninggal dan apa yang akan terjadi
Hasil yang diharapkan :
· Keluarga menunjukkan
kemampuan untuk memberi perawatan pada anak
· Keluarga berhubungan dengan
kelompok pendukung yang tepat.
BAB III
KESIMPULAN
Penyakit terminal
adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian
tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995).

1. Penyakit
tidak dapat disembuhkan
2. Mengarah
pada kematian
3. Diagnosa
medis sudah jelas
4. Tidak
ada obat untuk menyembuhkan
5. Prognosis
jelek
6. Bersifat
progresif
Kehilangan (loss)
adalah suatu situasi aktual maupun potensial yang dapat dialami individu ketika
terpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, baik sebagian atau keseluruhan,
atau terjadi perubahan dalam hidup sehingga terjadi perasaan kehilangan.
Berduka (grieving) merupakan
reaksi emosional terhadap kehilangan. Berduka diwujudkan dalam berbagai cara
yang unik pada masing-masing orang dan didasarkan pengalaman pribadi,
ekspektasi budaya, dan keyakinan spiritual yang dianutnya.
Tahap
respon berduka menurut Kubler - Ross :
·
Denial
·
Anger
·
Bargainning
·
Depression
·
Acceptance
Sekarat (dying) merupakan
kondisi pasien yang sedang menghadapi kematian, yang memiliki berbagai hal dan
harapan tertentu untuk meninggal,
Kematian ( death) merupakan
kondisi terhentinya pernafasan, nadi, dan tekanan darah, hilangnya respon
terhadap stimulus eksternal, ditandai dengan terhentinya aktifitas listrik
otak, fungsi jantung dan paru secara menetap atau terhentinya kerja otak secara
menetap.
Asuhan keperawatan yang
diperlukan dan digunakan pada anak yang mengalami penyakit terminal adalah
”PALLIATIVE CARE”.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Friedman, Marylin.M. 1995. Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik.
Jakarta:
EGC.
2.
Heelya. 2009. Asuhan Keperawatan Anak dengan Sakit
Terminal. http://heelya102.wordpress.com.
Diakses tanggal 30 Maret 2011 pkl 11.00 WIB.
3.
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.
4.
Nursedarsana. 2010. Askep Anak Sakit Terminal. http://nursedarsana.blogspot.com. Diakses
tanggal 28 Maret 2011 pkl 21.15 WIB
5.
Roy Meadow, Simon Newel. 2003. Lecture Notes Pediatrika. Jakarta: EGC.
6.
Stuart
GW, Sundeen SJ. 1995. Buku Saku
Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
7.
Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik .
Edisi 4. Jakarta:
EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar