BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta era modernisasi yang sangat pesat dalam
masyarakat menyebabkan perubahan sosial. Hal ini sangat memicu individu untuk
meningkatkan kualitas hidup sehingga dapat tercipta hidup yang produktif. Dalam
kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dari kehidupan yang ada di
sekitarnya. Manusia selalu dihadapkan dengan berbagai kebutuhan dan masalah
yang semua itu menjadi tanggung jawab individu tersebut. Untuk mencapai dan
menyelesaikan semua itu diperlukan suatu usaha agar kepuasan hidup dapat
terpenuhi.
Di
dalam hidup bermasyarakat manusia harus dapat mengembangkan dan melaksanakan
hubungan yang harmonis baik dengan individu lain maupun Iingkungan sosialnya.
Tapi dalam kenyataannya individu sering mengalami hambatan bahkan kegagalan
yang menyebabkan individu tersebut sulit mempertahankan kestabilan dan
identitas diri, sehingga konsep diri menjadi negatif. Jika individu sering
mengalami kegagalan maka gangguan jiwa yang sering muncul adaIah gangguan
konsep diri, misal : harga diri rendah (Townsend, 1998).
Individu
yang mempunyai gangguan konsep diri, harga diri rendah biasanya sulit
menyesuaikan diri dengan lingkungan maupun orang lain, sehingga akan mengalami
kerusakan komunikasi dalam hubungan sosialnya. Gangguan ini berkembang secara
bertahap melalui pengalaman masa kanak-kanak, saat ini ia mulai mengenal dan
membedakan dirinya dengan orang lain (Townsend, 1998).
Pencegahan
awal dari gangguan jiwa sangat penting, hal ini dapat dilakukan dengan cara
mengembangkan teknik komunikasi therapeutik agar terjalin hubungan yang
realitas dan saling percaya antara perawat dan klien, bersama klien juga kita
mencari cara pemecahannya. Perawat hendaknya juga mengetahui tentang hubungan
klien dengan keluarga serta mengadakan pendekatan pada keluarga agar membantu
dalam proses keperawatan dan memudahkan dalam pemberian asuhan keperawatan.
B.
Perumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah tersebut di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam makalah ini adalah tentang Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Harga
Diri Rendah.
C.
Tujuan
1. Tujuan
Umum
Makalah ini
bertujuan untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Harga Diri
Rendah.
2. Tujuan
Khusus
a. Mengkaji data-data yang terkait masalah harga diri
rendah
b. Menetapkan
diagnosa keperawatan berdasarkan data yang dikaji
c. Melakukan
tindakan keperawatan kepada pasien
d. Melakukan
tindakan keperawatan kepada keluarga
e. Mengevaluasi
kemampuan pasien dan keluarga dalam menangani masalah harga diri rendah
f. Mendokumentasikan
tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada pasien dan keluarga
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Harga
diri rendah adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri (Stuart dan Sundeen,
1998). Menurut Townsend (1998) harga diri rendah merupakan evaluasi diri dari
perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif baik langsung maupun
tidak langsung.
Gangguan
harga diri rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap diiri dan
kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung. Gangguan
harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri
sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai
keinginan (Budi Ana Keliat, 1999).
Dari
pendapat-pendapat di atas dapat dibuat kesimpulan, harga diri rendah adalah
suatu perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilangnya kepercayaan diri, dan
gagal mencapai tujuan yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung,
penurunan harga diri ini dapat bersifat situasional maupun kronis atau menahun.
B.
Tanda
dan Gejala
·
Mengkritik diri sendiri
·
Perasaan tidak mampu
·
Pandangan hidup yang
pesimistis
·
Tidak menerima pujian
·
Penurunan produktifitas
·
Penolakan terhadap
kemampuan diri
Selain adanya data-data diatas, kita dapat
juga mengamati bagaimana penampilan seseorang dengan harga diri rendah terlihat
dari kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapih, berkurang
selera makan, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk, bicara
lambat dengan nada suara lemah.
C.
Faktor
Penyebab
a.
Faktor
Predisposisi (Stuart dan Sundeen, 1998)
Berbagai faktor
menunjang terjadi perubahan dalam konsep diri seseorang, faktor ini dapat
dibagi sebagai berikut :
1.
Faktor biologis : biasanya karena ada kondisi sakit fisik yang dapat
mempengaruhi kerja hormon secara umum, yang dapat pula berdampak pada
keseimbangan neurotransmitter di otak, contoh kadar serotonin yang menurun
dapat mengakibatkan klien mengalami depresi dan pada pasien depresi
kecenderungan harga diri rendah kronis semakin besar karena klien lebih
dikuasai oleh pikiran-pikiran negatif dan tidak berdaya. Struktur otak yang mungkin mengalami
gangguan pada kasus harga diri rendah kronis adalah:
System Limbic
yaitu pusat emosi, dilihat dari emosi pada klien dengan harga diri rendah yang
kadang berubah seperti sedih, dan terus merasa tidak berguna atau gagal terus
menerus.
2.
Faktor
psikologis
: harga diri
rendah konis sangat berhubungan dengan pola asuh dan kemampuan individu
menjalankan peran dan fungsi. Hal-hal yang dapat mengakibatkan individu
mengalami harga diri rendah kronis meliputi penolakan orang tua, harapan
orang tua yang tidak realistis, orang tua yang tidak percaya pada anak, tekanan
teman sebaya, peran yang tidak sesuai dengan jenis kelamin dan peran dalam
pekerjaan.
3.
Faktor sosial
: secara sosial
status ekonomi sangat mempengaruhi proses terjadinya harga diri rendah kronis,
antara lain kemiskinan, tempat tinggal didaerah kumuh dan rawan, kultur sosial yang berubah misal ukuran
keberhasilan individu.
4.
Faktor kultural
: tuntutan
peran sesuai kebudayaan sering meningkatkan kejadian harga diri rendah kronis
antara lain : wanita sudah harus menikah jika umur mencapai dua puluhan, perubahan kultur kearah gaya
hidup yang
individualisme.
b.
Faktor Presipitasi
Stresor pencetus mungkin ditimbulkan dari
sumber internal dan eksternal seperti :
1. Trauma seperti penganiayaan seksual
dan psikologis atau menyaksikan kejadian yang mengancam.
2. Ketegangan peran berhubungan dengan
peran atau posisi yang diharapkan dimana individu mengalami frustrasi. Ada tiga
jenis transisi peran :
·
Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang
berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam
kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai tekanan
untuk penyesuaian diri.
·
Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau
berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
·
Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari
keadaan sehat ke keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh kehilangan
bagian tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan dan fungsi tubuh, perubahan
fisik, prosedur medis dan keperawatan.
Gangguan harga diri atau harga diri
rendah dapat terjadi secara:
1.
Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba tiba,
misal harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan
kerja dll. Pada pasien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena
privacy yang kurang diperhatikan : pemeriksaan fisik yang sembarangan,
pemasangan alat yang tidak sopan (pemasangan kateter, pemeriksaan perianal
dll.), harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai
karena di rawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai.
2.
Kronik
Yaitu perasaan negatif terhadap diri
telah berlangsung lama.
D.
Akibat
Dari Harga Diri Rendah
Harga
diri rendah dapat beresiko terjadinya isolasi sosial : menarik diri. Menarik
diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain,
menghindari hubungan dengan orang lain.
Tanda dan gejala :
1.
Apatis, ekspresi sedih, afek
tumpul
2.
Menghindar dari orang lain
(menyendiri)
3.
Komunikasi kurang/tidak ada.
Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien lain/perawat
4.
Tidak ada kontak mata, klien
sering menunduk
5.
Berdiam diri di kamar/klien
kurang mobilitas
6.
Menolak berhubungan dengan
orang lain, klien memutuskan percakapan atau pergi jika diajak bercakap-cakap
7.
Tidak/ jarang melakukan
kegiatan sehari-hari.
(Budi Anna Keliat, 1999)
E. PROSES KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Harga diri rendah
adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat
evaluasi diri yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri.
Latihan
1: Mengkaji pasien dengan harga diri
rendah
Orientasi :
·
“Assalamuallaikum,
perkenalkan nama saya suster Rika, bagaimana kalau kita berkenalan ?
Bagaimana kalau kita ngobrol selama 15 menit ?Dimana ?”
Kerja :
·
“
Bagaimana perasaan adik hari ini ? Adakah yang adik pikirkan ? Bagaimana
kalau adik menceritakannya ?Adakah yang ingin adik ceritakan ?saya siap
mendengarkannya?”
Terminasi :
·
“Bagaimana
perasaannya setelah bercakap-cakap barusan ?Baiklah kita ketemu lagi minggu
depan untuk ngobrol-ngobrol tentang kemampuan dan aspek positif yang masih
dimiliki adik, Bagaimana kalau pagi jam
10, di taman ini dik ?”
|
Setelah hubungan saling percaya terbina
antara perawat dengan pasien, selanjutnya
Orientasi :
· ”Assallammuallaikum bagaimana perasaan adik hari ini? Sesuai dengan
janji kita minggu yang lalu, bagaimana kalau kita akan bercakap-cakap
selama 20 menit, ada beberapa hal yang akan kita diskusikan ?”
Kerja :
·
”Bagaimana perasaan adik setelah mengalami kecelakaan
?. Apa harapan adik setelah mengalami kejadian tersebut?. Bagaimana adik
dapat mencapai keinginan atau harapan tersebut dengan kaki yang cedera ?.
Adakah harapan atau keinginan adik yang belum tercapai ? Sejauh ini apa
yang adik rasakan jika harapan atau keinginan tersebut tidak tercapai ?
·
”Bagaimana pandangan orang lain dalam menilai adik ?.
Menurut adik apa kelebihan yang dimiliki ? dan bagaimana dengan
kekurangan/kelemahan yang adik rasakan ?”
Terminasi :
·
”Baiklah kita sudah bicara tentang apa yang adik
rasakan, bagaimana kalau minggu depan kita ketemu lagi untuk membicarakan
beberapa kemampuan positif atau kegiatan yang masih dapat dilakukan oleh
adik ?.”
|
Sesuai
dengan percakapan serta pengamatan yang dilakukan perawat, maka berikut ini
data yang diperoleh perawat yang akan dituliskan pada pencatatan pengkajian
keperawatan pasien dengan HDR.
Pasien mengungkapkan : “saya sudah tidak berguna suster, tidak banyak yang saya dapat lakukan
saat ini, lihat suster semua keluarga saya yang lain bisa beraktifitas sesuka
mereka, sedangkan saya hanya bisa berdiam
diri dirumah, sekarang ditambah lagi
saya sulit untuk pergi kuliah dengan kaki saya yang seperti ini, sebenarnya
salah saya apa ?, sudahlah, hilang semua harapan saya “.
Ekpresi
wajah murung, lebih sering menunduk saat bicara, tidak mau menatap mata
perawat, sulit mengungkapkan kata-kata, nada suara rendah. Pakaian kurang
rapih, tercium bau kurang sedap.
2.
Diagnosa Keperawatan
Gangguan konsep diri: harga diri rendah
3. Tindakan Keperawatan
Langkah
kita selanjutnya untuk mengatasi masalah pasien dengan harga diri rendah adalah
menetapkan beberapa tindakan keperawatan.
1)
Tindakan
keperawatan pada pasien :
a.
Tujuan :
1. Pasien
dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2. Pasien
dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
3. Pasien
dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
4.
Pasien dapat melatih
kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan
5. Pasien
dapat merencanakan kegiatan yang sudah dilatihnya
b. Tindakan keperawatan
:
1.
Mengidentifikasi
kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien.
Untuk
membantu pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang masih
dimiliki pasien, kita dapat :
·
Mendiskusikan
bahwa pasien masih memiliki sejumlah kemampuan dan aspek positif seperti
kegiatan pasien di rumah, adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien.
·
Beri
pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu dengan pasien
penilaian yang negatif.
Latihan 2 : Mendiskusikan
kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien
Orientasi
:
·
“Assalamualaikum, bagaimana keadaan adik hari ini ?, dik,
saya lihat sudah lebih segar dan rapi berpakaian !“. Bagaimana kalau hari
ini kita bercakap-cakap tentang kegiatan yang adik lakukan sehari-hari ? ”
Dimana ? selama 15 menit bagaimana?
Kerja :
·
“Apa
saja kegiatan yang adik lakukan setiap hari ? Menurut adik kegiatan apa
yang sebenarnya ingin adik lakukan namun belum dapat dilakukan saat ini ?“ Dapatkah
adik menyebutkannya ? Bagaimana dengan kegiatan memasak atau merapihkan
rumah ?”. “Baik sekali adik, sudah dapat menyebutkan kegiatan sehari-hari
yang sebenarnya dapat adik lakukan “.
·
“Bagaimana
tanggapan keluarga saat adik melakukan kegiatan tersebut ? bentuk dukungan
apa yang adik harapkan ? Bagaimana perasaan adik dengan adanya dukungan
dari keluarga ? Ya ! ternyata adik harus bersyukur (Alhamdullillah)
keluarga sangat mendukung adik ! ”
Terminasi :
·
“Bagaimana
perasaan adik setelah kita bercakap-cakap tentang kegiatan yang adik masih
dapat lakukan ? Baiklah kita akan bertemu kembali minggu depan untuk membicarakan tentang beberapa kegiatan
lainnya yang dapat dilakukan adik pada waktu yang akan datang “ Bagaimana kalau bertemu jam 10 pagi ?”
|
2.
Membantu
pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
Untuk tindakan
tersebut, kita dapat :
·
Mendiskusikan
dengan pasien kemampuan yang masih dapat
digunakan saat ini setelah mengalami kecelakaan.
·
Bantu
pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap kemampuan diri yang
diungkapkan pasien.
·
Perlihatkan respon yang
kondusif dan menjadi pendengar yang aktif.
Latihan 3 :
Membantu pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
Orientasi :
·
“ Assalamuallaikum, bagaimana keadaan adik hari ini ?
Saya lihat adik pagi ini sudah lebih segar” Bagaimana kalau pagi ini kita
akan berbincang-bincang tentang kegiatan atau kemampuan positif pada adik, yang sudah kita bicarakan pada minggu yang lalu?” Bagaimana kalau 20
menit?”
Kerja :
·
” Bagaimana kegiatan adik setiap hari mulai dari bangun pagi hari sampai malam ?Coba ceritakan
apa saja yang dilakukan ? Bagaimana perasaannya setelah adik melakukan kegiatan tersebut ? Baik sekali apa yang sudah adik lakukan ! Menurut pendapat adik apakah kegiatan-kegiatan
tersebut merupakan kemampuan baik
pada
adik? Apakah kemampuan tersebut dimiliki semua orang ?” Adakah sebenarnya
kegiatan yang masih ingin adik lakukan selain yang sudah dibicarakan tadi ?
·
”Baiklah dari beberapa kegiatan tersebut manakah yang
dirasakan lebih nyaman saat adik mengerjakannya ? Menurut pendapat adik adakah bantuan yang
diharapkan dilakukan keluarga ? Dapatkah adik menceritakan adanya faktor
pendukung atau mungkin penghambat saat ingin melakukan kegiatan tersebut ?
Terminasi :
·
”Bagaimana perasaannya ?Ternyata banyak kegiatan yang
dapat dilakukan
adik. Bagaimana kalau kita ketemu
minggu depan untuk membicarakan bagaimana adik dapat memilih beberapa
kegiatan yang sudah adik kemukakan tadi ?”
|
3.
Membantu
pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan sesuai dengan kemampuan.
3.Membantu pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan
sesuai dengan kemampuan
Tindakan
keperawatan yang dapat dilakukan adalah :
·
Mendiskusikan
dengan pasien beberapa aktifitas yang dapat dilakukan dan dipilih sebagai
kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari.
·
Bantu
pasien menetapkan aktifitas mana yang dapat pasien lakukan secara mandiri, mana
aktifitas yang memerlukan bantuan minimal dari keluarga dan aktifitas apa saja
yang perlu bantuan penuh dari keluarga atau lingkungan terdekat pasien. Berikan
contoh cara pelaksanaan aktifitas yang dapat dilakukan pasien. Susun bersama
pasien dan buat daftar aktifitas atau kegiatan sehari-hari pasien.
Latihan 4 :
Membantu pasien dapat memilih/menetapkan
kegiatan yang sesuai dengan kemampuan.
Orientasi :
·
“Assalammuallaikum,
bagaimana perasaannya hari ini ? adik terlihat lebih segar !, Bagaimana
kalau kita lanjutkan ngobrol-ngobrol tentang kegiatan sehari-hari yang
dapat adik lakukan ? Bagaimana kalau di ruang tamu ? Bagaimana 20 menit
bersedia ?”
Kerja :
·
“Bagaimana
kalau adik kembali menyebutkan apa saja kegiatan yang adik dapat lakukan?
Bagaiamana kalau dari 10 kegiatan tersebut adik tetapkan yang mana dulu
yang akan adik lakukan ? Bagaimana jika 5 kegiatan yang ini dulu
?Merapihkan tempat tidur saya lihat sudah mulai adik lakukan sendiri!. Atau
mungkin kegiatan yang lain yang ingin dipilih adik? Manakah kegiatan yang
perlu dibantu keluarga ?Baik sekali apa yang sudah adik tetapkan sebagai
kegiatan yang akan dilakukan”
|
Terminasi :
·
“Baiklah
kita akan lanjutkan bincang-bincang ini pada minggu depan untuk mulai
melatih 5 kegiatan tadi. Bagaiamana perasaannya adik? Bagaimana kalau
waktunya menjadi 25 menit karena perlu waktu untuk latihan ?
|
4. Melatih
kegiatan pasien yang sudah dipilih sesuai kemampuan
Untuk tindakan keperawatan tersebut dapat dilakukan :
·
Mendiskusikan dengan
pasien untuk menetapkan urutan kegiatan (yang sudah dipilih pasien) yang akan
dilatihkan
·
Bersama pasien dan
keluarga memperagakan beberapa kegiatan yang akan dilakukan pasien
·
Berikan dukungan dan
pujian yang nyata setiap kemajuan yang diperlihatkan pasien.
Latihan
5 : Melatih kegiatan yang sudah dipilih pasien sesuai kemampuannya.
Orientasi :
·
“Selamat
pagi dik!,
bagaimana keadaannya pagi ini ?,
Bagaimana kalau hari ini kita latihan kegiatan yang yang sudah adik tetapkan minggu yang lalu ?
“Bagaimana kalau di ruang saya?
Kerja :
·
“Bagaimana
menurut adik dari 5 kegiatan ini mana dulu yang akan kita latihan.
Bagaimana kalau 2 kegiatan terlebih dahulu yang dilatihkan ? Bagaimana
kalau adik menyebutkan kegiatan 1 ini langkah-langkahnya, selanjutnya untuk
kegiatan yang ke 2. Bagaimana kalau adik yang menyebutkan dan saya bantu
mencatatnya. Baik ! ternyata cukup banyak langkah-langkah kegiatan yang adik masih ingat”
|
·
“Coba
bagaimana kalau adik peragakan kegiatan pertama ini! Bagus sudah baik apa
yang adik lakukan ! Baiklah bagaimana kalau dicoba latihan kegiatan kedua
setelah adik istirahat dulu “.
Terminasi :
·
“Bagaimana
dik perasaannya setelah melakukan kegiatan tadi ?Baiklah dik bagaimana kalau
ketemu lagi rabu depan, jam 10 pagi ?Kita lanjutkan percakapan tentang
rencana kegiatan dan latihan kegiatan lainnya”
|
5.
Membantu
pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuannya.
Untuk
mencapai tujuan dari tindakan keperawatan tersebut, kita dapat melakukan hal-hal
berikut :
·
Memberi
kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatihkan
·
Beri
pujian atas aktifitas/kegiatan yang
dapat dilakukan pasien setiap hari
·
Tingkatkan kegiatan
sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap aktifitas
·
Susun daftar aktifitas
yang sudah dilatihkan bersama pasien dan keluarga
·
Berikan kesempatan
mengungkapkan perasaanya setelah pelaksanaan kegiatan
·
Yakinkan bahwa keluarga
mendukung setiap aktifitas yang dilakukan pasien
Latihan
6 : Membantu pasien merencanakan kegiatan yang sudah dilatihkan
Orientasi
:
·
“Selamat
pagi dik!, bagaimana keadaannya pagi ini ?,
adik hari ini terlihat segar ! Bagaimana kalau hari ini melanjutkan
bincang-bincang tentang jadwal rencana kegiatan yang sudah adik latihkan
?”Bersediakah selama 20 menit ? Dimana ?”
|
Kerja :
·
“
Bagaimana kalau adik yang menyebutkan dan saya bantu mencatatnya. Baik !
ternyata cukup banyak aktifitas yang dapat adik lakukan !. Bagaimana kalau
kegiatan ini adik lakukan dengan melengkapinya seperti ini (memberi
contoh/mendemonstrasikannya) ?” “Baiklah
dik sudah ada daftar aktifitas yang adik dapat lakukan. adik terlihat
bersemangat, ingin segera memulainya. Daftar kegiatan ini bagaimana kalau
kita diskusikan dengan keluarga ?
Baiklah !, kelihatannya adik sudah siap akan melaksanakannya.”
Terminasi
:
·
“Bagaimana
perasaan adik dengan sudah tersusunnya beberapa kegiatan ini ? Baiklah kita
akan bertemu kembali minggu depan untuk melanjutkan membicarakan tentang
beberapa kegiatan lainnya yang dapat dilakukan adik pada waktu yang akan
datang “ Bersedia kan dik? Bagaimana kalau bertemu jam 10 pagi ?”
|
2)
Tindakan
keperawatan pada keluarga
Keluarga
diharapkan dapat merawat pasien dengan harga diri rendah di rumah dan menjadi
system pendukung yang efektif bagi pasien.
a. Tujuan :
1) Keluarga
dapat membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
2) Keluarga
memfasilitasi aktifitas pasien yang sesuai kemampuan
3) Keluarga
memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan sesuai dengan latihan yang dilakukan
4) Keluarga
mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien
b. Tindakan keperawatan :
1) Diskusi
dengan keluarga kemampuan yang dimiliki pasien
2) Anjurkan
memotivasi pasien agar menunjukkan kemampuan yang dimiliki
3) Anjurkan
keluarga untuk memotivasi pasien dalam melakukan kegiatan yang sudah dilatihkan pasien dengan perawat
4) Ajarkan
keluarga cara mengamati perkembangan perubahan perilaku pasien
Latihan
7 : Keluarga dapat membantu memotivasi pasien dalam melakukan kegiatan yang
sudah dilatihkan
Orientasi
:
·
“Assallammuallaikum
! Bagaimana keadaan Bapak/Ibu (keluarga) disini ? Saya perawatnya adik X,
Bagaimana kalau hari ini saya akan melanjutkan percakapan tentang perlunya
Bpk/ibu mendorong dan membantu adik X melakukan kegiatan-kegiatan yang
sudah dilatihkan ? Waktunya 20
menit, dimana ya bu ?
Kerja
:
·
“
Perlu saya jelaskan bahwa adik X sudah berlatih melakukan kegiatan ”A” dan
”B” (misalnya membereskan tempat tidur atau memelihara kebersihan diri :
mandi), bagaimana kalau bpk/ibu dapat membantu mengingatkannya ? Jika adik X melakukannya berikan pujian ! Bapak/ibu bagaimana
kalau membantu pula menyiapkan alat-alat yang diperlukan adik X. Bagaimana menurut Bpk/ibu apakah ada kegiatan yang
sebenarnya perlu dilatihkan oleh adik X ?”
Terminasi :
·
”Bagaimana Pak/bu perasaannya setelah membicarakan
peran keluarga bagi adik X ?Bagaimana kalau bersama-sama saya bpk/ibu memantau
kegiatan adik X berikutnya?Baiklah minggu depan kita bertemu kembali untuk
mendiskusikannya ?”
|
4. Strategi Pelaksanaan
Tindakan Keperawatan
Pasien
SP 1 :
SP 1 :
·
Mengidentifikasi kemampuan dan
aspek positif yang dimiliki pasien
·
Membantu pasien menilai
kemampuan pasien yang masih digunakan
·
Membantu pasien memilih
kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan pasien
·
Melatih pasien sesuai kemampuan
yang dipilih
·
Memberikan pujian yang wajar
terhadap keberhasilan pasien
·
Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
SP 2 :
·
Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien.
·
Melatih kemampuan kedua
·
Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
Keluarga
SP 1 :
SP 1 :
·
Mendiskusikan masalah yang
dirasakan keluarga dalam merawat pasien
·
Menjelaskan pengertian, tanda
dan gejala harga diri rendah yang dialami pasien beserta proses terjadinya
·
Menjelaskan cara - cara merawat
pasien harga diri rendah
SP 2 :
·
Melatih keluarga mempraktekkan
cara merawat pasien dengan harga diri rendah
·
Melatih keluarga melakukan cara
merawat langsung kepada pasien harga diri rendah
SP 3 :
·
Membantu keluarga membuat jadwal
aktivitas dirumah termasuk minum obat (discharge planning)
·
Menjelaskan follow up pasien
setelah pulang
5.
Evaluasi
1. Kemampuan yang diharapkan dari pasien
:
a. Pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan
aspek positif yang dimiliki pasien
b. Pasien dapat membuat
rencana kegiatan harian
c. Pasien dapat
melakukan kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki
Pertanyaan
yang dapat digunakan untuk mengevaluasi:
1. Apakah
adik dapat menceritakan kegiatan sehari hari mulai dari pagi sampai malam
hari ?
2. Apakah
adik merasa senang saat melakukan kegiatan tersebut ?
|
2.
Kemampuan yang diharapkan dari keluarga :
a.
Keluarga membantu pasien dalam melakukan aktivitas
Pertanyaan
yang dapat digunakan adalah :
1. Apakah
keluarga membantu mendorong pasien melakukan aktifitas, apa saja yang sudah
dilakukan keluarga untuk mendukung kegiatan pasien ?
2. Apakah
keluarga mengetahui cara-cara dan faktor pendukung aktifitas pasien dan
memfasilitasinya?
|
6.
Dokumentasi
Latihan
8: Dokumentasikan hasil pengkajian
pada pasien dengan masalah Harga Diri Rendah menggunakan format yang sudah disediakan
Berikut
ini adalah contoh pendokumentasian pasien harga diri rendah :
Berikut ini
adalah lingkup pengkajian pasien harga diri rendah :
a. Keluhan
utama :……………………………………..
b.
Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan…………………..
c. Konsep
diri
- Gambaran diri
- Ideal diri
- Harga diri
- Identitas
- Peran
Jelaskan
:...........................................................................
Masalah
keperawatan :......................................................
d. Alam
perasaan
[ ]
Sedih [ ]
Putus asa
[ ]
Ketakutan [ ]
Gembira berlebihan
Jelaskan
:………………………………….
Masalah
keperawatan :…………………….
e. Interaksi
selama wawancara
[ ]
Bermusuhan [ ]
Tidak kooperatif
[ ]
Mudah tersinggung [ ]
Kontak mata kurang
[ ]
Defensif [ ]
Curiga
Jelaskan
:…………………………………….
Masalah
keperawatan :………………………
f.
Penampilan :
Jelaskan
:…………………………………..
Masalah
keperawatan :……………………..
|
BAB III
KESIMPULAN
Ø Harga
diri rendah adalah suatu perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilangnya
kepercayaan diri, dan gagal mencapai tujuan yang diekspresikan secara langsung
maupun tidak langsung, penurunan harga diri ini dapat bersifat situasional
maupun kronis atau menahun.
Ø Harga
diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu yang tidak efektif
akibat adanya kurang umpan balik positif, kurangnya sistem pendukung,
kemunduran perkembangan ego, pengulangan umpan balik yang negatif, disfungsi
sistem keluarga serta terfiksasi pada tahap perkembangan awal (Townsend, M.C,
1998).
Ø Faktor
penyebab harga diri rendah adalah :
·
Faktor predisposisi :
faktor biologis, psikologis, sosial, kultural.
·
Faktor presipitasi
Ø Gangguan harga diri atau harga diri
rendah dapat terjadi secara: situasional dan kronis
Ø Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Pasien
SP 1 :
SP 1 :
·
Mengidentifikasi kemampuan dan
aspek positif yang dimiliki pasien
·
Membantu pasien menilai
kemampuan pasien yang masih digunakan
·
Membantu pasien memilih
kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan pasien
·
Melatih pasien sesuai kemampuan
yang dipilih
·
Memberikan pujian yang wajar
terhadap keberhasilan pasien
·
Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
SP 2 :
·
Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien.
·
Melatih kemampuan kedua
·
Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
Keluarga
SP 1 :
SP 1 :
·
Mendiskusikan masalah yang
dirasakan keluarga dalam merawat pasien
·
Menjelaskan pengertian, tanda
dan gejala harga diri rendah yang dialami pasien beserta proses terjadinya
·
Menjelaskan cara - cara merawat
pasien harga diri rendah
SP 2 :
·
Melatih keluarga mempraktekkan
cara merawat pasien dengan harga diri rendah
·
Melatih keluarga melakukan cara
merawat langsung kepada pasien harga diri rendah
SP 3 :
·
Membantu keluarga membuat jadwal
aktivitas dirumah termasuk minum obat (discharge planning)
·
Menjelaskan follow up pasien
setelah pulang
DAFTAR PUSTAKA
Azis
R, dkk. 2003. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa. Semarang: RSJD Dr.
Amino
Gondoutomo.
Carpenito,
Lynda Juall. 1998. Buku Saku Diagnosa
Keperawatan. Jakarta: EGC.
Keliat BA. 1999. Proses Kesehatan Jiwa.
Edisi 1. Jakarta: EGC.
Stuart GW, Sundeen SJ. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. Jakarta:
EGC.
Tim Direktorat Keswa. 2000. Standar Asuhan Keperawatan
Kesehatan Jiwa.
Edisi
: 1. Bandung : RSJP Bandung.
Townsend.
1998. Nursing Diagnosis in Psychiatric
Nursing a Pocket Guide for
Care Plan Construction. Edisi 3. Jakarta: EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar