Kamis, 04 Desember 2014

Asuhan Keperawatan Jiwa pada Pasien dengan Harga Diri Rendah (HDR)

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta era modernisasi yang sangat pesat dalam masyarakat menyebabkan perubahan sosial. Hal ini sangat memicu individu untuk meningkatkan kualitas hidup sehingga dapat tercipta hidup yang produktif. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dari kehidupan yang ada di sekitarnya. Manusia selalu dihadapkan dengan berbagai kebutuhan dan masalah yang semua itu menjadi tanggung jawab individu tersebut. Untuk mencapai dan menyelesaikan semua itu diperlukan suatu usaha agar kepuasan hidup dapat terpenuhi.
Di dalam hidup bermasyarakat manusia harus dapat mengembangkan dan melaksanakan hubungan yang harmonis baik dengan individu lain maupun Iingkungan sosialnya. Tapi dalam kenyataannya individu sering mengalami hambatan bahkan kegagalan yang menyebabkan individu tersebut sulit mempertahankan kestabilan dan identitas diri, sehingga konsep diri menjadi negatif. Jika individu sering mengalami kegagalan maka gangguan jiwa yang sering muncul adaIah gangguan konsep diri, misal : harga diri rendah (Townsend, 1998).
Individu yang mempunyai gangguan konsep diri, harga diri rendah biasanya sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan maupun orang lain, sehingga akan mengalami kerusakan komunikasi dalam hubungan sosialnya. Gangguan ini berkembang secara bertahap melalui pengalaman masa kanak-kanak, saat ini ia mulai mengenal dan membedakan dirinya dengan orang lain (Townsend, 1998).
Pencegahan awal dari gangguan jiwa sangat penting, hal ini dapat dilakukan dengan cara mengembangkan teknik komunikasi therapeutik agar terjalin hubungan yang realitas dan saling percaya antara perawat dan klien, bersama klien juga kita mencari cara pemecahannya. Perawat hendaknya juga mengetahui tentang hubungan klien dengan keluarga serta mengadakan pendekatan pada keluarga agar membantu dalam proses keperawatan dan memudahkan dalam pemberian asuhan keperawatan.



B.  Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah tentang Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Harga Diri Rendah.

C.  Tujuan
1.    Tujuan Umum
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Harga Diri Rendah.

2.    Tujuan Khusus
a.    Mengkaji  data-data yang terkait masalah harga diri rendah
b.    Menetapkan diagnosa keperawatan berdasarkan data yang dikaji
c.    Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien
d.   Melakukan tindakan keperawatan kepada keluarga
e.    Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam menangani masalah harga diri rendah
f.     Mendokumentasikan tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada pasien dan keluarga










BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian
Harga diri rendah adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri (Stuart dan Sundeen, 1998). Menurut Townsend (1998) harga diri rendah merupakan evaluasi diri dari perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif baik langsung maupun tidak langsung.
Gangguan harga diri rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap diiri dan kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung. Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan (Budi Ana Keliat, 1999).
Dari pendapat-pendapat di atas dapat dibuat kesimpulan, harga diri rendah adalah suatu perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilangnya kepercayaan diri, dan gagal mencapai tujuan yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung, penurunan harga diri ini dapat bersifat situasional maupun kronis atau menahun.

B.  Tanda dan Gejala
·      Mengkritik diri sendiri
·      Perasaan tidak mampu
·      Pandangan hidup yang pesimistis
·      Tidak menerima pujian
·      Penurunan produktifitas
·      Penolakan terhadap kemampuan diri
Selain adanya data-data diatas, kita dapat juga mengamati bagaimana penampilan seseorang dengan harga diri rendah terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapih, berkurang selera makan, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk, bicara lambat dengan nada suara lemah.

C.  Faktor Penyebab
a.   Faktor Predisposisi (Stuart dan Sundeen, 1998)
Berbagai faktor menunjang terjadi perubahan dalam konsep diri seseorang, faktor ini dapat dibagi sebagai berikut :
1.    Faktor biologis : biasanya karena ada kondisi sakit fisik yang dapat mempengaruhi kerja hormon secara umum, yang dapat pula berdampak pada keseimbangan neurotransmitter di otak, contoh kadar serotonin yang menurun dapat mengakibatkan klien mengalami depresi dan pada pasien depresi kecenderungan harga diri rendah kronis semakin besar karena klien lebih dikuasai oleh pikiran-pikiran negatif dan tidak berdaya. Struktur otak yang mungkin mengalami gangguan pada kasus harga diri rendah kronis adalah:
System Limbic yaitu pusat emosi, dilihat dari emosi pada klien dengan harga diri rendah yang kadang berubah seperti sedih, dan terus merasa tidak berguna atau gagal terus menerus.

2.    Faktor psikologis : harga diri rendah konis sangat berhubungan dengan pola asuh dan kemampuan individu menjalankan peran dan fungsi. Hal-hal yang dapat mengakibatkan individu mengalami harga diri rendah kronis meliputi  penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistis, orang tua yang tidak percaya pada anak, tekanan teman sebaya, peran yang tidak sesuai dengan jenis kelamin dan peran dalam pekerjaan.

3.    Faktor sosial : secara sosial status ekonomi sangat mempengaruhi proses terjadinya harga diri rendah kronis, antara lain kemiskinan, tempat tinggal didaerah kumuh dan rawan, kultur sosial yang berubah misal ukuran keberhasilan individu.

4.    Faktor kultural : tuntutan peran sesuai kebudayaan sering meningkatkan kejadian harga diri rendah kronis antara lain : wanita sudah harus menikah jika umur mencapai dua puluhan, perubahan kultur kearah gaya hidup yang individualisme.

b.    Faktor Presipitasi
Stresor pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal seperti :
1.    Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian yang mengancam.
2.    Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana individu mengalami frustrasi. Ada tiga jenis transisi peran :
·      Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai tekanan untuk penyesuaian diri.
·      Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
·      Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat ke keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan dan fungsi tubuh, perubahan fisik, prosedur medis dan keperawatan.


Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara: 

1.    Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba tiba, misal harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja dll. Pada pasien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena privacy yang kurang diperhatikan : pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pemasangan kateter, pemeriksaan perianal dll.), harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena di rawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai.

2.    Kronik
Yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama.

D.  Akibat Dari Harga Diri Rendah
Harga diri rendah dapat beresiko terjadinya isolasi sosial : menarik diri. Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain.
Tanda dan gejala :
1.          Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul
2.          Menghindar dari orang lain (menyendiri)
3.         Komunikasi kurang/tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien lain/perawat
4.          Tidak ada kontak mata, klien sering menunduk
5.          Berdiam diri di kamar/klien kurang mobilitas
6.         Menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan percakapan atau pergi jika diajak bercakap-cakap
7.          Tidak/ jarang melakukan kegiatan sehari-hari.
(Budi Anna Keliat, 1999)

E.  PROSES KEPERAWATAN
1.    Pengkajian
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan  rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi diri yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri.

Latihan 1:  Mengkaji pasien dengan harga diri rendah
Orientasi :
·      “Assalamuallaikum, perkenalkan nama saya suster Rika, bagaimana kalau kita berkenalan ? Bagaimana kalau kita ngobrol selama 15 menit ?Dimana ?”

Kerja :
·      “ Bagaimana perasaan adik hari ini ? Adakah yang adik pikirkan ? Bagaimana kalau adik menceritakannya ?Adakah yang ingin adik ceritakan ?saya siap mendengarkannya?”

Terminasi :
·      “Bagaimana perasaannya setelah bercakap-cakap barusan ?Baiklah kita ketemu lagi minggu depan untuk ngobrol-ngobrol tentang kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki  adik, Bagaimana kalau pagi jam 10, di taman ini dik ?”
Untuk mendapatkan data-data yang mendukung adanya masalah atau gangguan konsep diri : harga diri rendah,  sebelumnya perlu membina hubungan saling percaya perawat pasien. Berikut contoh percakapannya:







Setelah hubungan saling percaya terbina antara perawat dengan pasien, selanjutnya

 Orientasi :
· ”Assallammuallaikum bagaimana perasaan adik hari ini? Sesuai dengan janji kita minggu yang lalu, bagaimana kalau kita akan bercakap-cakap selama 20 menit, ada beberapa hal yang akan kita diskusikan ?”
Kerja :
·      ”Bagaimana perasaan adik setelah mengalami kecelakaan ?. Apa harapan adik setelah mengalami kejadian tersebut?. Bagaimana adik dapat mencapai keinginan atau harapan tersebut dengan kaki yang cedera ?. Adakah harapan atau keinginan adik yang belum tercapai ? Sejauh ini apa yang adik rasakan jika harapan atau keinginan tersebut tidak tercapai ?
·      ”Bagaimana pandangan orang lain dalam menilai adik ?. Menurut adik apa kelebihan yang dimiliki ? dan bagaimana dengan kekurangan/kelemahan yang adik rasakan ?”
Terminasi :
·      ”Baiklah kita sudah bicara tentang apa yang adik rasakan, bagaimana kalau minggu depan kita ketemu lagi untuk membicarakan beberapa kemampuan positif atau kegiatan yang masih dapat dilakukan oleh adik ?.”
Setelah hubungan saling percaya terbina antara perawat dengan pasien, selanjutnya mengkaji adanya masalah gangguan konsep diri :harga diri rendah. Berikut contoh percakapan, bagaimana perawat mengkaji pasien HDR.













Sesuai dengan percakapan serta pengamatan yang dilakukan perawat, maka berikut ini data yang diperoleh perawat yang akan dituliskan pada pencatatan pengkajian keperawatan pasien dengan HDR.
Pasien mengungkapkan : “saya sudah tidak berguna suster, tidak banyak yang saya dapat lakukan saat ini, lihat suster semua keluarga saya yang lain bisa beraktifitas sesuka mereka, sedangkan saya hanya bisa  berdiam diri  dirumah, sekarang ditambah lagi saya sulit untuk pergi kuliah dengan kaki saya yang seperti ini, sebenarnya salah saya apa ?, sudahlah, hilang semua harapan saya “.
Ekpresi wajah murung, lebih sering menunduk saat bicara, tidak mau menatap mata perawat, sulit mengungkapkan kata-kata, nada suara rendah. Pakaian kurang rapih, tercium bau kurang sedap.
2.    Diagnosa Keperawatan
Gangguan konsep diri: harga diri rendah
3.    Tindakan Keperawatan
Langkah kita selanjutnya untuk mengatasi masalah pasien dengan harga diri rendah adalah menetapkan beberapa tindakan keperawatan.
1)   Tindakan keperawatan pada pasien :
 a. Tujuan :
1.    Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2.    Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
3.    Pasien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
4.    Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan
5.    Pasien dapat merencanakan kegiatan yang sudah dilatihnya

b. Tindakan keperawatan :
1.    Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien.
Untuk membantu pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien, kita dapat :
·      Mendiskusikan bahwa pasien masih memiliki sejumlah kemampuan dan aspek positif seperti kegiatan pasien di rumah, adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien.
·      Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu dengan pasien penilaian yang negatif.

Latihan 2 : Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien
Orientasi :
·      “Assalamualaikum, bagaimana keadaan adik hari ini ?, dik, saya lihat sudah lebih segar dan rapi berpakaian !“. Bagaimana kalau hari ini kita bercakap-cakap tentang kegiatan yang adik lakukan sehari-hari ? ” Dimana ? selama 15 menit bagaimana?

Kerja :
·      “Apa saja kegiatan yang adik lakukan setiap hari ? Menurut adik kegiatan apa yang sebenarnya ingin adik lakukan namun belum dapat dilakukan saat ini ?“ Dapatkah adik menyebutkannya ? Bagaimana dengan kegiatan memasak atau merapihkan rumah ?”. “Baik sekali adik, sudah dapat menyebutkan kegiatan sehari-hari yang sebenarnya dapat adik lakukan “.
·      “Bagaimana tanggapan keluarga saat adik melakukan kegiatan tersebut ? bentuk dukungan apa yang adik harapkan ? Bagaimana perasaan adik dengan adanya dukungan dari keluarga ? Ya ! ternyata adik harus bersyukur (Alhamdullillah) keluarga sangat mendukung adik ! ”

Terminasi :
·      “Bagaimana perasaan adik setelah kita bercakap-cakap tentang kegiatan yang adik masih dapat lakukan ? Baiklah kita akan bertemu kembali minggu depan untuk  membicarakan tentang beberapa kegiatan lainnya yang dapat dilakukan adik pada waktu yang akan datang “  Bagaimana kalau bertemu jam 10 pagi ?”

Berikut ini beberapa contoh percakapan perawat – pasien  dalam mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien.
















2.    Membantu pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
Untuk tindakan tersebut, kita dapat :
·      Mendiskusikan dengan pasien  kemampuan yang masih dapat digunakan saat ini setelah mengalami kecelakaan.
·      Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap kemampuan diri yang diungkapkan pasien.
·      Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif.

Latihan 3 : Membantu pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
Orientasi :
·      “ Assalamuallaikum, bagaimana keadaan adik hari ini ? Saya lihat adik pagi ini sudah lebih segar” Bagaimana kalau pagi ini kita akan berbincang-bincang tentang kegiatan atau kemampuan positif pada adik, yang sudah kita bicarakan pada minggu yang lalu?” Bagaimana kalau 20 menit?”

Kerja :
·      Bagaimana kegiatan adik setiap hari mulai dari bangun pagi hari sampai malam ?Coba ceritakan apa saja yang dilakukan ? Bagaimana perasaannya setelah adik melakukan kegiatan tersebut ? Baik sekali apa yang sudah adik lakukan ! Menurut pendapat adik apakah kegiatan-kegiatan tersebut  merupakan kemampuan baik pada adik? Apakah kemampuan tersebut dimiliki semua orang ?” Adakah sebenarnya kegiatan yang masih ingin adik lakukan selain yang sudah dibicarakan tadi ?
·      ”Baiklah dari beberapa kegiatan tersebut manakah yang dirasakan lebih nyaman saat adik mengerjakannya ? Menurut pendapat adik adakah bantuan yang diharapkan dilakukan keluarga ? Dapatkah adik menceritakan adanya faktor pendukung atau mungkin penghambat saat ingin melakukan kegiatan tersebut ?

Terminasi :
·      ”Bagaimana perasaannya ?Ternyata banyak kegiatan yang dapat dilakukan adik. Bagaimana kalau kita ketemu  minggu depan untuk membicarakan bagaimana adik  dapat memilih beberapa kegiatan yang sudah adik kemukakan tadi ?”

Berikut ini contoh percakapan perawat-pasien dalam menilai kemampuan yang dapat digunakan pasien saat ini.















3.        Membantu pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan sesuai dengan kemampuan.

3.Membantu pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan sesuai dengan kemampuan
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah :
·      Mendiskusikan dengan pasien beberapa aktifitas yang dapat dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari.
·      Bantu pasien menetapkan aktifitas mana yang dapat pasien lakukan secara mandiri, mana aktifitas yang memerlukan bantuan minimal dari keluarga dan aktifitas apa saja yang perlu bantuan penuh dari keluarga atau lingkungan terdekat pasien. Berikan contoh cara pelaksanaan aktifitas yang dapat dilakukan pasien. Susun bersama pasien dan buat daftar aktifitas atau kegiatan sehari-hari pasien.
                                                                                                       
Latihan 4 : Membantu pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan yang  sesuai dengan kemampuan.
Orientasi :
·      “Assalammuallaikum, bagaimana perasaannya hari ini ? adik terlihat lebih segar !, Bagaimana kalau kita lanjutkan ngobrol-ngobrol tentang kegiatan sehari-hari yang dapat adik lakukan ? Bagaimana kalau di ruang tamu ? Bagaimana 20 menit bersedia ?”
Kerja :
·      “Bagaimana kalau adik kembali menyebutkan apa saja kegiatan yang adik dapat lakukan? Bagaiamana kalau dari 10 kegiatan tersebut adik tetapkan yang mana dulu yang akan adik lakukan ? Bagaimana jika 5 kegiatan yang ini dulu ?Merapihkan tempat tidur saya lihat sudah mulai adik lakukan sendiri!. Atau mungkin kegiatan yang lain yang ingin dipilih adik? Manakah kegiatan yang perlu dibantu keluarga ?Baik sekali apa yang sudah adik tetapkan sebagai kegiatan yang akan dilakukan”

Berikut ini beberapa contoh percakapan perawat – pasien  dalam membantu pasien memilih/menetapkan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien.










Terminasi :
·      “Baiklah kita akan lanjutkan bincang-bincang ini pada minggu depan untuk mulai melatih 5 kegiatan tadi. Bagaiamana perasaannya adik? Bagaimana kalau waktunya menjadi 25 menit karena perlu waktu untuk latihan ? 


 





4.    Melatih kegiatan pasien yang sudah dipilih sesuai kemampuan
               Untuk tindakan keperawatan tersebut dapat dilakukan :
·      Mendiskusikan dengan pasien untuk menetapkan urutan kegiatan (yang sudah dipilih pasien) yang akan dilatihkan
·      Bersama pasien dan keluarga memperagakan beberapa kegiatan yang akan dilakukan pasien
·      Berikan dukungan dan pujian yang nyata setiap kemajuan yang diperlihatkan pasien.

Latihan 5 : Melatih kegiatan yang sudah dipilih pasien sesuai kemampuannya.
Orientasi :
·      “Selamat pagi dik!, bagaimana keadaannya pagi ini ?,  Bagaimana kalau hari ini kita latihan kegiatan yang yang sudah  adik tetapkan minggu yang lalu ? “Bagaimana kalau di ruang saya?
Kerja :
·      “Bagaimana menurut adik dari 5 kegiatan ini mana dulu yang akan kita latihan. Bagaimana kalau 2 kegiatan terlebih dahulu yang dilatihkan ? Bagaimana kalau adik menyebutkan kegiatan 1 ini langkah-langkahnya, selanjutnya untuk kegiatan yang ke 2. Bagaimana kalau adik yang menyebutkan dan saya bantu mencatatnya. Baik ! ternyata cukup banyak langkah-langkah kegiatan  yang adik masih ingat”
Berikut ini beberapa contoh percakapan perawat – pasien  dalam membantu melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai dengan kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien.









·      “Coba bagaimana kalau adik peragakan kegiatan pertama ini! Bagus sudah baik apa yang adik lakukan ! Baiklah bagaimana kalau dicoba latihan kegiatan kedua setelah adik istirahat dulu “.

Terminasi :
·      “Bagaimana dik perasaannya setelah melakukan kegiatan tadi ?Baiklah dik bagaimana kalau ketemu lagi rabu depan, jam 10 pagi ?Kita lanjutkan percakapan tentang rencana kegiatan dan latihan kegiatan lainnya”

 








5.    Membantu pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuannya.
Untuk mencapai tujuan dari tindakan keperawatan tersebut, kita dapat melakukan hal-hal berikut :
·      Memberi kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatihkan
·      Beri pujian atas aktifitas/kegiatan  yang dapat dilakukan pasien setiap hari
·      Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap aktifitas
·      Susun daftar aktifitas yang sudah dilatihkan bersama pasien dan keluarga
·      Berikan kesempatan mengungkapkan perasaanya setelah pelaksanaan kegiatan
·      Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap aktifitas yang dilakukan pasien

Latihan 6 : Membantu pasien merencanakan kegiatan yang sudah dilatihkan
Orientasi :
·      “Selamat pagi dik!, bagaimana keadaannya pagi ini ?,  adik hari ini terlihat segar ! Bagaimana kalau hari ini melanjutkan bincang-bincang tentang jadwal rencana kegiatan yang sudah adik latihkan ?”Bersediakah selama 20 menit ? Dimana ?”

Berikut contoh percakapan perawat pasiennya.





Kerja :
·      “ Bagaimana kalau adik yang menyebutkan dan saya bantu mencatatnya. Baik ! ternyata cukup banyak aktifitas yang dapat adik lakukan !. Bagaimana kalau kegiatan ini adik lakukan dengan melengkapinya seperti ini (memberi contoh/mendemonstrasikannya) ?”Baiklah dik sudah ada daftar aktifitas yang adik dapat lakukan. adik terlihat bersemangat, ingin segera memulainya. Daftar kegiatan ini bagaimana kalau kita diskusikan dengan keluarga ?  Baiklah !, kelihatannya adik sudah siap akan melaksanakannya.”

Terminasi :
·         “Bagaimana perasaan adik dengan sudah tersusunnya beberapa kegiatan ini ? Baiklah kita akan bertemu kembali minggu depan untuk melanjutkan membicarakan tentang beberapa kegiatan lainnya yang dapat dilakukan adik pada waktu yang akan datang “ Bersedia kan dik? Bagaimana kalau bertemu jam 10 pagi ?”


 














2)   Tindakan keperawatan pada keluarga
Keluarga diharapkan dapat merawat pasien dengan harga diri rendah di rumah dan menjadi system pendukung yang efektif bagi pasien.
a.  Tujuan :
1)   Keluarga dapat membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
2)   Keluarga memfasilitasi aktifitas pasien yang sesuai kemampuan
3)   Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan sesuai dengan latihan yang dilakukan
4)   Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien

b.  Tindakan keperawatan :
1)   Diskusi dengan keluarga kemampuan yang dimiliki pasien
2)   Anjurkan memotivasi pasien agar menunjukkan kemampuan yang dimiliki
3)   Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien dalam melakukan kegiatan yang  sudah dilatihkan pasien dengan perawat
4)   Ajarkan keluarga cara mengamati perkembangan perubahan perilaku pasien

Latihan 7 : Keluarga dapat membantu memotivasi pasien dalam melakukan kegiatan yang sudah dilatihkan 
Orientasi :
·      “Assallammuallaikum ! Bagaimana keadaan Bapak/Ibu (keluarga) disini ? Saya perawatnya adik X, Bagaimana kalau hari ini saya akan melanjutkan percakapan tentang perlunya Bpk/ibu mendorong dan membantu adik X melakukan kegiatan-kegiatan yang sudah dilatihkan  ? Waktunya 20 menit, dimana ya bu ?

Kerja :
·      “ Perlu saya jelaskan bahwa adik X sudah berlatih melakukan kegiatan ”A” dan ”B” (misalnya membereskan tempat tidur atau memelihara kebersihan diri : mandi), bagaimana kalau bpk/ibu dapat membantu mengingatkannya ? Jika adik X melakukannya berikan pujian ! Bapak/ibu bagaimana kalau membantu pula menyiapkan alat-alat yang diperlukan adik X. Bagaimana menurut Bpk/ibu apakah ada kegiatan yang sebenarnya perlu dilatihkan oleh adik X ?”

Terminasi :
·      ”Bagaimana Pak/bu perasaannya setelah membicarakan peran keluarga bagi adik X ?Bagaimana kalau bersama-sama saya bpk/ibu memantau kegiatan adik X berikutnya?Baiklah minggu depan kita bertemu kembali untuk mendiskusikannya ?”

Berikut ini contoh percakapan perawat-keluarga dalam memotivasi pasien harga diri rendah melakukan aktivitas sehari-hari.
















4.    Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Pasien
SP 1 :
·      Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien
·      Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih digunakan
·      Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan pasien
·      Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih
·      Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien
·      Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

SP 2 :
·      Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
·      Melatih kemampuan kedua
·      Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

Keluarga
SP 1 :
·      Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
·      Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang dialami pasien beserta proses terjadinya
·      Menjelaskan cara - cara merawat pasien harga diri rendah

SP 2 :
·      Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan harga diri rendah
·      Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien harga diri rendah

SP 3 :
·      Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk minum obat (discharge planning)
·      Menjelaskan follow up pasien setelah pulang

5.    Evaluasi
1. Kemampuan yang diharapkan dari pasien :
              a. Pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien
b. Pasien dapat membuat rencana kegiatan harian
c. Pasien dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki
Pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengevaluasi:
1.      Apakah adik dapat menceritakan kegiatan sehari hari mulai dari pagi sampai malam hari ?
2.      Apakah adik merasa senang saat melakukan kegiatan tersebut ?
     
     2. Kemampuan yang diharapkan dari keluarga :
a. Keluarga membantu pasien dalam melakukan aktivitas
Pertanyaan yang dapat  digunakan adalah :
1.      Apakah keluarga membantu mendorong pasien melakukan aktifitas, apa saja yang sudah dilakukan keluarga untuk mendukung kegiatan pasien ?
2.      Apakah keluarga mengetahui cara-cara dan faktor pendukung aktifitas pasien dan memfasilitasinya?
b. Keluarga memberikan pujian pada pasien terhadap kemampuannya melakukan aktivitas





6.    Dokumentasi
Latihan 8:      Dokumentasikan hasil pengkajian pada pasien dengan masalah Harga Diri Rendah menggunakan format  yang sudah disediakan
Berikut ini adalah contoh pendokumentasian pasien harga diri rendah :





Berikut ini adalah lingkup pengkajian pasien harga diri rendah :
a. Keluhan utama :……………………………………..
b. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan…………………..
c. Konsep diri
            - Gambaran diri
            - Ideal diri
            - Harga diri
            - Identitas
            - Peran
Jelaskan :...........................................................................
Masalah keperawatan :......................................................

d. Alam perasaan
[   ]  Sedih                   [   ]  Putus asa
[   ]  Ketakutan            [   ]  Gembira berlebihan
Jelaskan :………………………………….
Masalah keperawatan :…………………….

e. Interaksi selama wawancara
[   ]  Bermusuhan                                 [   ]  Tidak kooperatif
[   ]  Mudah tersinggung                     [   ]  Kontak mata kurang
[   ]  Defensif                                       [   ]  Curiga
Jelaskan :…………………………………….
Masalah keperawatan :………………………

f. Penampilan :
Jelaskan :…………………………………..
Masalah keperawatan :……………………..

 


























BAB III
KESIMPULAN
Ø Harga diri rendah adalah suatu perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilangnya kepercayaan diri, dan gagal mencapai tujuan yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung, penurunan harga diri ini dapat bersifat situasional maupun kronis atau menahun.
Ø Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu yang tidak efektif akibat adanya kurang umpan balik positif, kurangnya sistem pendukung, kemunduran perkembangan ego, pengulangan umpan balik yang negatif, disfungsi sistem keluarga serta terfiksasi pada tahap perkembangan awal (Townsend, M.C, 1998).
Ø Faktor penyebab harga diri rendah adalah :
·      Faktor predisposisi : faktor biologis, psikologis, sosial, kultural.
·      Faktor presipitasi
Ø Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara: situasional dan kronis
Ø Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Pasien
SP 1 :
·      Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien
·      Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih digunakan
·      Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan pasien
·      Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih
·      Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien
·      Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

SP 2 :
·      Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
·      Melatih kemampuan kedua
·      Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian


Keluarga
SP 1 :
·      Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
·      Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang dialami pasien beserta proses terjadinya
·      Menjelaskan cara - cara merawat pasien harga diri rendah

SP 2 :
·      Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan harga diri rendah
·      Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien harga diri rendah

SP 3 :
·      Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk minum obat (discharge planning)
·      Menjelaskan follow up pasien setelah pulang












DAFTAR PUSTAKA

Azis R, dkk. 2003. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa. Semarang: RSJD Dr.
Amino Gondoutomo.
Carpenito, Lynda Juall. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC.
Keliat BA. 1999. Proses Kesehatan Jiwa. Edisi 1. Jakarta: EGC.
Stuart GW, Sundeen SJ. 1998.  Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. Jakarta:
EGC.
Tim Direktorat Keswa. 2000. Standar Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Edisi : 1. Bandung : RSJP Bandung.
Townsend. 1998. Nursing Diagnosis in Psychiatric Nursing a Pocket Guide for
Care Plan Construction. Edisi 3. Jakarta: EGC.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar